Wednesday, December 21, 2011

Kumpulan Makalah Tugas Akhir

Kelompok 1
MAKALAH LAPORAN
Perancangan Sistem Informasi Berdasarkan
( Values Chain Analisys, Aplications Portofolio, Management Perspective )
Di Ajukan Sebagai Salah Satu Tugas Pada Mata Kuliah Sistem Informasi

Disusun oleh  :
Kelompok 1 IF.C / V
1.      Anggi Triana
2.      Fahmi Zein
3.      Nasrullah Arifin
4.      Ali Ibrahim
5.      Aep Safudin
6.      Abdul Rahman P
7.      Sofi Stamrotul F
 








FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2011
Pendahuluan
Sistem informasi adalah sebuah disiplin baru yang belum sepenuhnya mapan, seperti disiplin matematika atau ekonomi. Karenanya, sebelum membahas tentang metodologi penelitian sistem informasi, pengetahuan dan pemahaman tentang lingkup kajian bidang sistem informasi sangat diperlukan. Pengetahuan ini akan memberikan perspektif yang lebih luas dalam memandang hubungan antara disiplin sistem informasi dengan disiplin yang lain. Secara garis besar, lingkup penelitian sistem informasi meliputi pengembangan, penggunaan dan aplikasi sistem informasi oleh individu, organisasi dan masyarakat (Baskerville & Myers, 2002). Domain yang sangat luas ini memungkinkan adanya diskursus antara disiplin ini dengan disiplin yang lain.  
Bagian selanjutnya akan membahas
Pandangan Konvensional
Pada masa perkembangan awal sistem informasi dua dekade yang lalu, para ahli sistem informasi menganggap bahwa sistem informasi adalah disiplin terapan yang didasarkan pada bidang ilmu lain yang lebih fundamental dan merupakan disiplin acuan (Baskerville dan Myers, 2002). Keen (1980) menyatakan bahwa sistem informasi adalah disiplin terapan yang didasarkan pada disiplin acuan (reference discipline). Karena disiplin acuan lebih matang daripada sistem informasi, maka para peneliti sistem informasi dapat meminjam dan mempelajari teori, metode, dan contoh dari penelitian-penelitian berkualias dalam bidang disiplin acuan.
Sejak saat itu, para ahli di bidang sistem informasi banyak mendiskusikan disiplin ilmu yang menjadi acuan sistem informasi. Pada awal perkembangannya, sistem informasi utamanya didasarkan pada bidang rekayasa atau teknik, ilmu komputer, teori sistem sibernetik, matematika, sains manajemen, dan teori keputusan perilaku (behavioural decision theory). Pada awalnya, pada ahli di bidang sistem informasi mempunyai latar belakang pendidikan dalam disiplin-disiplin ini. Sehingga, tidak mengherankan, jika disiplin-disiplin ini dianggap mendasari sistem informasi (Keen, 1980; Mendelson et al., 1987).
Sejalan dengan perkembangan sistem informasi, disiplin acuan sistem informasi menjadi semakin banyak. Disiplin acuan sistem informasi dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori (Baskerville dan Myers, 2002):
  1. Teori fundamental (fundamental theory). Yang termasuk dalam kategori ini antara lain adalah ilmu sistem.
  2. Disiplin dasar (undelying disciplines). Termasuk dalam kategori ini di antaranya adalah ilmu politik, psikologi, dan sosiologi.
  3. Disiplin terapan yang terkait (related applied discplines). Ilmu komputer, akuntansi, keuangan, manajemen, dan sains manajemen adalah contoh disiplin yang masuk dalam kategori ini.

1.      Pengertian Value Chain
Womack, Jones et all, 1990 mendefinisikan Value Chain Analysis (VCA) sebagai berikut :
“ …..is a technique widely applied in the fields  of operations management,  process engineering and supply chain management, for the analysis and subsequent  improvement of resource utilization  and product flow within manufacturing  processes.”
Sedang Shank dan Govindarajan, 1992; Porter 2001, mendefinisikan  Value  Chain Analyisis, merupakan alat untuk memahami rantai nilai yang membentuk suatu produk. Rantai nilai ini berasal dari aktifitas-aktifitas yang dilakukan, mulai dari  bahan baku samapi ketangan konsumen, termasuk juga pelayanan purna jual. 
Selanjutnya Porter (1985) menjelaskan, Analisis  value-chain  merupakan alat  analisis stratejik yang digunakan untuk memahami secara lebih baik terhadap  keunggulan kompetitif, untuk mengidentifikasi dimana value pelanggan dapat  ditingkatkan atau penurunan biaya, dan untuk memahami secara lebih baik hubungan perusahaan dengan pemasok/supplier, pelanggan, dan perusahaan lain dalam industri.  Value Chain  mengidentifikasikan dan menghubungkan berbagai aktivitas stratejik  diperusahaan (Hansen, Mowen, 2000). Sifat  Value Chain  tergantung pada sifat  industri dan berbeda-beda untuk perusahaan manufaktur, perusahaan jasa dan  organisasi yang tidak berorientasi pada laba.
Tujuan dari analisis  value-chain   adalah untuk mengidentifikasi tahap-tahap  value chain  di mana perusahaan dapat meningkatkan value untuk pelanggan atau  untuk menurunkan biaya. Penurunan biaya  atau peningkatan nilai tambah (Value added) dapat membuat perusahaan lebih kompetitif
Analisis  value  Chain  membantu manajer untuk memahami posisi perusahaan pada rantai nilai  produk untuk meningkatkan keunggulan kompetitif. Weiler et all, 2004, menyatakan  bahwa pendekatan Analisis Value Chain dan Value Coalitions merupakan pendekatan terbaik dalam membangun nilai perusahaan kearah yang lebih baik
Analisis value-chain mempunyai tiga tahapan :
1.  Mengidentifikasi aktivitas Value Chain
Perusahaan mengidentifikasi aktivitas  value chain  yang harus  dilakukan oleh perusahaan dalam proses desain, pemanufakturan, dan  pelayanan kepada pelanggan. Beberapa perusahaan mungkin terlibat dalam  aktiviatas tunggal atau sebagian dari  aktivitas total. Contohnya, beberapa  perusahaan mungkin hanya memproduksi, sementara perusahaan lain  mendistribusikan dan menjual produk.   Pengembangan  value chain   berbeda-beda tergantung pada jenis  industri. Contohnya dalam  perusahaan industri, fokusnya terletak pada operasi dan advertensi serta promosi dibandingkan pada bahan mentah dan proses  pembuatan. Aktivitas seharusnya ditentukan pada level operasi yang relatif  rinci, yaitu level untuk bisnis atau  proses yang cukup besar untuk dikelola  sebagai aktivitas bisnis yang terpisah (dampaknya out-put dari proses tersebut  mempunyai “market value”  ). Contohnya jika pembuatan sebuah chip atau  komputer dipandang sebagai aktivitas (output yang mempunyai pasar), maka  operasi pengepakan chip atau ‘computer board’   bukan merupakan aktivitas  dalam analisis value chain. 
2.  Mengidentifikasi Cost driver pada setiap aktivitas nilai  Cost Driver merupakan factor yang mengubah Jumlah biaya total, oleh  karena itu tujuan pada tahap ini adalah mengidentifikasikan aktivitas dimana  perusahaan mempunyai keunggulan biaya baik saat ini maupun keunggulan  biaya potensial. Misalnya agen  asuransi mungkin menemukan bahwa  Cost  Driver   yang penting adalah biaya pecatatan berdasarkan pelanggan.  Informasi  Cost Driver  stratejik dapat mengarahkan  agen asuransi tersebut  pada pencarian cara untuk mengurangi biaya atau menghilangkan biaya ini, mungkin dengan cara menggunakan jasa perusahaan lain  yang bergerak  dibidang pelayanan komputer (computer service)  untuk menangani tugas-tugas pemrosesan data, sehingga dapat menurunkan biaya dan   mempertahankan atau meningkatkan keunggulan kompetitif.    
3.  Mengembangkan keunggulan kompetitif  dengan mengurangi biaya atau menambah nilai.
Pada tahap ini perusahaan menentukan sifat keunggulan kompetitif  potensial dan saat ini dengan mempelajari aktivitas nilai dan cost driver yang  diidentifikasikan diatas. Dalam melakukan hal tersebut, perusahaan harus  melakukan hal-hal berikut :
a.       Mengidentifikasi keunggulan  kompetitif (Cost Leadership  atau diferensiasi).
Analisis aktivitas nilai dapat membantu manajemen untuk memahami  secara lebih baik tentang keunggulan-keunggulan kompetitif stratejik yang  dimiliki oleh perusahaan dan dapat mengetahui posisi perusahaan secara  lebih tepat dalam  value chain  industri secara keseluruhan. Contohnya,  dalam industri komputer, perusahaan tertentu (missal Hewlet Packard)  tertutama memfokuskan pada desain yang inovatif, sementara perusahaan  lainnya (misal, Texas Instrument dan Compaq) memfokuskan pada  pemanufakturan biaya rendah.  
b.      Mengidentifikasi peluang akan nilai tambah.
Analisis aktivitas nilai dapat membantu mengidentifikasi aktivitas dimana  perusahaan dapat menambah nilai  secara siginifikan untuk pelanggan,  contohnya, merupakan hal yang umum sekarang ini bagi pabrik-pabrik  pemrosesan makanan dan pabrik  pengepakan untuk mengambil lokasi  yang dekat dengan pelanggan terbesarnya supaya dapat melakukan pengiriman dengan cepat dan murah. Serupa dengan hal tersebut, perusahaan pengecer  seperti Wal-Mart menggunakan teknologi yang  berbasis komputer untuk melakukan  koordinasi dengan para supplier 10 tokonya. Dalam industri perbankan, ATM diperkenalkan untuk  meningkatkan pelayanan kepada  pelanggan dan mengurangi biaya  pemrosesan. Sekarang ini bank mengembangkan teknologi komputer  on- line untuk lebih meningkatkan pelayanan kepada pelanggan dan untuk  memberikan peluang lebih lanjut akan adanya penurunan biaya.
c.       Mengidentifikasi peluang untuk mengurangi biaya.
Studi terhadap aktivitas nilai dan cost driver dapat membantu manajemen  perusahaan menentukan pada bagian  mana dari value chain yang tidak  kompetitif bagi perusahaan. Contohnya, Intel Corp pernah memproduksi  computer chips dan computer board, seperti Modem, tetapi untuk berbagai alasan perusahaan meninggalkan porsi dalam industri dan sekarang lebih  memfokuskan pada terutama pada pembuatan prosesor. Serupa dengan hal  tersebut, beberapa perusahaan mungkin mengubah aktivitas nilainya dengan tujuan mengurangi biaya.  Contohnya, Iowa Beef Processors  memindahkan pabrik pemrosesan menjadi lebih dekat dengan feedlots di  negara bagian Southwest dan Midwest, sehingga dapat menghemat biaya  transportasi dan mengurangi kerugian karena menurukan berat badan  ternak yang biasanya menderita selama pengangkutan.
Singkatnya  analisis  value chain   mendukung keunggulan kompetitif stratejik  pada perusahaan dengan membantu menemukan peluang untuk menambah nilai bagi  pelanggan dengan cara menurunkan biaya produk atau jasa.

 








Gambar 1.0


Primary Aktivity
Inbound Logistic, pada bagian ini terkait dengan penerimaan , penyimpanan dan pendistribusian input menjadi produk
Oprations, semua aktifitas yang terkait dengan memindahkan input menjadi bentuk akhir dari produk , seperti produksi, pembuatan, pempaketan, perawatan, jaminan kualitas , proteksi terhadap lingkungan
Outbound Logistic , aktifitas yang tekait dengan pengumpulan , penyimpanan diistribusi secara fisik atau pelayanan terhadap pelanggan
Marketeng and Sales, akktifitas yang terkait dengan pembelian produk dan layanan oleh user dan mendorong user untuk dapat membeli produk yang dibuat
Service, Aktifitas yang terkait dengan penyediaan layanan untuk meningkatkan atau merawat nilai dari suatu produk , seperti instalasi , perbaikan , pelatihan, suplai bahan , perawatan dan perbaikan bimbingan teknis
Secoundary Aktivity
Firm Infrastructure , merupakan aktifitas biasa dan aset yang berhubungan dengan manjemen umum, accounting, keamanan dan keselamatan sistem informasi dan fungsi lainya.
Human Resources Management, terdiri dari aktifitas yang terlibat  seperti penerimaan, dengan pendapat, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi untuk semua tipe personil, dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
Research, Technology, and Systems Development, aktifitas yang terkait dengan biaya yang berhubungan  dengan produk R&DT, perbaikan peoses, perancangan peralatan, pembangunan, software, sistem telekomunikasi, kapabilitas basis data baru, dan pengembangan dukungan  sistem bantuan komputer.
Procurement, terkai dengan fungsi pembelian imput yang digunakan dalam value chain organisasi





2.      Portofolio aplikasi
Portofolio aplikasi dapat diartikan  sebagai hasil dari perencanaan strategi SI, dapat dikategorikan menjadi empat jenis berdasarkan kontribusinya terhadap bisnis (Gambar 1.2) dan dampaknya terhadap organisasi (Gambar 1.3). Aplikasi strategis adalah aplikasi yang kritis terhadap Strategi Bisnis di masa datang. Aplikasi operasional utama adalah aplikasi yang digunakan saat ini oleh organisasi dan menentukan keberhasilan bisnisnya. Aplikasi berikutnya adalah aplikasi potensi tinggi, yaitu aplikasi inovatif yang mungkin bisa menciptakan peluang untuk meraih keuntungan di masa datang, tetapi masih belum terbukti. Sedangkan aplikasi pendukung adalah aplikasi yang bermanfaat tetapi tidak kritis terhadap keberhasilan bisnis.
Gambar 1.2
Matriks Portofolio Aplikasi
(Sumber : Ward, 2003 : 42)






Gambar 1.3
Matriks tersebut menyatakan bahwa aplikasi pada keempat segmen tersebut memerlukan strategi yang sangat berbeda dalam hal perencanaan, pengembangan, implementasi, dan operasinya. Hal ini disebabkan oleh perbedaan peran masing-masing aplikasi dalam bisnis seperti ditunjukkan pada Gambar 1.3
Serupa dengan konsep di atas, (Galliers, 2003 : 243) menggunakan matriks yang disebut sebagai strategic grid analysis yang pembagiannya terdiri dari aplikasi yang kritis terhadap keberhasilan di masa datang (strategic), aplikasi untuk mempertahankan bisnis yang ada (factory), aplikasi yang penting untuk strategi di masa depan (turnaround), dan aplikasi untuk perbaikan tetapi tidak kritis terhadap bisnis (support).
Product portfolio (Boston Matrix) bertujuan untuk melihat pola penerimaan (acceptance) pasar terhadap produk/service yang dihasilkan oleh organisasi sesuai kebutuhan pasar. Product Portfolio (Boston) Matrix terdiri dari empat posisi kuadran organisasi, yang terdiri dari star, cash, cow, dog dan wildcat or problem child (Ward, John and Peppard, Joe, 2003).
  1. Kuadran Star
Kuadran ini memberikan gambaran bahwa product atau service dari organisasi bisnis yang mempunyai tingkat pertumbuhan demand dan potensial keuntungan atau profit yang tinggi sehingga membentuk market share yang tinggi. Dengan demikian, maka produk organisasi yang berada pada kuadran ini secara umum mempunyai tingkat revenue yang signifikan, sehingga strategi investasi mengarah pada kebutuhan untuk mempertahankan posisi yang sudah ada.
2.      Kuadran Problem Child or Wildcat
Kuadran ini menggambarkan posisi produk organisasi bisnis berada pada tingkat kebutuhan pasar atau market growth yang tinggi tetapi market share yang terbentuk rendah, sehingga membutuhkan investasi yang signifikan atau berlebih dengan harapan dapat memperoleh market share yang tinggi dan dapat menuju pada posisi kuadran Star. Penanganan yang salah dapat mengakibatkan posisi beralih pada posisi kuadran Dog.
3.      Kuadran Dog
Kuadran ini menggambarkan posisi produk dan organisasi secara umum berada posisi yang tidak menguntungkan secara finansial, karena market share dan market demand secara keseluruhan turun.
4.      Kuadran Cash Cow
Kuadran ini menggambarkan posisi produk dan organisasi secara umum berada posisi pertumbuhan market demand yang lambat karena tidak disertai dengan pertumbuhan pelanggan, sehingga revenue yang didapat oleh produk dari kuadran Star dibutuhkan untuk re-investasi. Sehingga membutuhkan strategi pemasaran yang lebih efisien dan efektif agar produk dapat lebih dikenal dan dapat meningkatkan aspek market share-nya.
3.      Management Perspective
Tiga Kelompok Pemikiran Terdahulu  dalam Ilmu Manajemen :
·         Perspektif Manajemen Klasik
Kelompok Manajemen Ilmiah atau Saintifik
Perusahaan manufaktur, Bank Umum, Perusahaan Asuransi, Perusahaan Ritel, dll
Kelompok Manajemen Administrasi
·         Perspektif Manajemen Perilaku
Studi Howthorne
Teori Relasi Manusia
Teori Perilaku Kontemporer
·         Perspektif Manajemen Kuantitatif
Kelompok Manajemen Sains
Kelompok Manajemen Operasi

1.      Perspektif Manajemen Klasik
Kontribusi Manajemen Klasik
         spesialisasi pekerjaan
         studi mengenai masa dan beban kerja
         metode ilmiah dalam manajemen
         Dikenalnya fungsi-fungsi manajemen.
         Prosedur dan Birokrasi
Keterbatasan Manajemen Klasik
         Kurang memperhatikan aspek kemanusiaan dari pekerja, seperti motif, tujuan, perilaku, dan lain sebagainya



2.      Perspektif Manajemen Perilaku
         Hugo Munstberg (1863-1916)
            Pentingnya pemahaman psikologis khususnya motivasi para pekerja
         Studi Howthorne (Elton Mayo)
        Teori Perhatian (Attention Theory)
         Pekerja akan lebih produktif jika merasa diperhatikan
        Teori Penerimaan Sosial (Social Acceptance Theory)
         Pekerja akan menunjukkan produktifitas berdasarkan faktor penerimaan sosial
         Teori Relasi Manusia
        Hirarki Kebutuhan dari Abraham Maslow
        Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor
         Teori Perilaku Kontemporer
        Perhatian pada perilaku pekerja yang disebabkan oleh faktor psikologis, sosiologis, antropologis, dan lan sebagainya
        Melahirkan konsentrasi ilmu Perilaku Organisasi

3.      Perspektif Manajemen Kuantitatif
         Kelompok Manajemen Sains
            Pengenalan penggunaan model matematis dalam kegiatan bisnis dan industri, seperti penentuan jumlah Teller dalam sebuah Bank (kasus Bank of England), peramalan atas volume penjualan, dan lain sebagainya
         Kelompok Manajemen Operasi
                    Lanjutan dari kelompok Manajemen Sains
                    Adanya fokus pada pendekatan kuantitatif untuk peningkatan efisiensi
        Dikenalnya pendekatan Analisa Break Even, Queuing Theory, dll


Perspektif Sistem dalam Manajemen
Input dari Lingkungan:
Bahan baku, SDM, informasi, uang

Proses Transformasi:
Sistem operasi, sistem administrasi, teknologi, sistem kontrol
Output bagi Lingkungan:
Barang/Jasa, Untung/Rugi, perilaku pekerja, output informasi








Perspektif Sistem dalam Manajemen
         Sistem terbuka adalah sistem yang melakukan interaksi dengan lingkungan dimana kebalikannya, sistem tertutup tidak melakukan interaksi dengan lingkungan.
         Sub-sistem merupakan elemen-elemen dalam sistem organisasi atau manajemen yang satu sama lainnya saling berkaitan
         Sinergi adalah konsep yang menjelaskan bahwa pekerjaan yang dilaksanakan secara bersama-sama akan memberikan hasil yang lebih baik daripada jika hanya dikerjakan oleh seorang saja.
         Entropi adalah kondisi dimana organisasi mengalami penurunan produktifitas dan kualitasnya disebabkan ketidakmampuan dalam membaca dan beradaptasi dengan lingkungan.

Kelompok 2

MAKALAH

ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI, IMPLEMENTASI/DEPLOYMENT DAN PERAWATAN SISTEM INFORMASI

PADA MATA KULIAH SISTEM INFORMASI
KELAS IF.C


Oleh:

Gebi Prihandni
M. Syarif Mu’ti
Wahyudi


Description: C:\Users\admin\Desktop\LOGO UIN BARU.png





JURUSAN TNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2011




Kata Pengantar

Assalamu‟alaikum Wr. Wb
Segala puji bagi Allah SWT karena dengan karunia-Nya Makalah ini dapat diselesaikan.
Atas  nama  Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung,  kami  sangat  menghargai  dan  ingin menyampaikan  terima  kasih  kepada  penulis,  penyusun  dan penyunting yang telah memberikan tenaga, pikiran, dan waktu sehingga makalah ini dapat tersusun.
Tak  ada  gading  yang  tak  retak,  di  dunia  ini  tidak  ada  yang  sempurna, oleh  karena  itu  kami  harapkan  para  pengguna  buku  ini  dapat memberikan masukan perbaikan demi pengembangan selanjutnya.
Semoga  makalah  ini  dapat  memberikan  manfaat  dan  membantu seluruh  Sivitas  Akademika  Teknik Informatika  dalam  memahami  dan mengikuti materi perkuliahan di Universitas Islam Negeri Bandung.
Amin.  

Wassalamu‟alaikum Wr. Wb.

Bandung,  November 2011









BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang Masalah
Melihat fakta-fakta yang ada, dapat dipastikan bahwa kita sedang berada di persimpangan perubahan jaman. Di negara-negara Barat yang sudah maju, jelas terlihat struktur peralihan masyarakat industri menjadi masyarakat informasi. Di daerah terpencil di Indonesia misalnya di pedalaman Irian Jaya, juga sedang berlangsung proses peralihan, yaitu dari kehidupan zaman batu menjadi masyarakat pertanian yang masih sangat primitif. Sedangkan di daerah-daerah yang sudah agak terbuka, berlangsung pula perubahan dari era pertanian yang bertujuan sekedar memenuhi kebutuhan sendiri menjadi era pertanian komersial, jadi hasil pertanian mulai menjadi suatu komoditas. Di Pulau Jawa kita mengalami peralihan dari zaman industri ke zaman post industri, dan bagi masyarakat ibu kota, tengah memasuki era masyarakat informasi.
Dengan diketemukannya mesin uap oleh James Watt pada sekitar 350 tahun yang lalu,  manusia mulai memasuki zaman industri. Industrialisasi menimbulkan mesin-mesin elektronik yang hebat. Pada teknologi ini serombongan industri muncul memberikan peradaban industri yang memadai. Kota-kota dengan pabrik pabrik yang besar bermunculan. Dari pusat-pusat industri mengalirkan  berjuta-juta produk. Teknologi yang tinggi telah meyakinkan manusia untuk bisa memenuhi kebutuhan utamanya, ataupun menyelesaikan pekerjaan utamanya dalam waktu yang lebih singkat, sehingga mempunyai sisa waktu yang lebih banyak untuk digunakan dalam berbagai kebutuhan lainnya.
Dengan demikian, persoalan ataupun tantangan yang dihadapi oleh manajer ataupun manajemen di Indonesia semakin kompleks dan meningkat. Selain menghadapi masalah  kebinekaan yang tidak mudah untuk diselesaikan, seperti halnya keragaman suku, agama, ras, adat istiadat, pengetahuan dan sebagainya,  manajer ataupun manajemen Indonesia juga menghadapi masalah globalisasi.





BAB II
1.      PERANCANGAN SISTEM INFORMASI
1.1 DEFINISI SISTEM

LUDWIG VON BARTALANFY.
Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.

ANATOL RAPOROT.
Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain.

L. ACKOF.
 Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan  saling tergantung satu sama lainnya.

Syarat -syarat sistem :
  1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan.
  2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan.
  3. Adanya hubungan diantara elemen sistem.
  4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih penting drpd elemen sistem.
  5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen.

Secara garis besar,  sistem dapat dibagi 2 :
 
  a. SISTEM FISIK ( PHYSICAL SYSTEM ):
Kumpulan elemen-elemen/ unsur-unsur yang saling berinteraksi satu sama lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan secara nyata tujuan-tujuannya.
Contoh  :  
- Sistem transportasi, elemen : petugas, mesin, organisasi yang menjalankan transportasi .
- Sistem Komputer, elemen : peralatan yang berfungsi bersama-sama untuk menjalankan  pengolahan data.


  b. SISTEM ABSTRAK ( ABSTRACT SYSTEM):
Sistem yang dibentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide, dan tidak dapat diidentifikasikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya.
Contoh : Sistem Teologi, hubungan antara manusia dengan Tuhan.


1.2. MODEL UMUM SISTEM.

Model sistem sederhana.
Input - Process - output
Contoh :  
- Program perhitungan basic kita masukkan, setelah dijalankan kita dapatkan hasilnya.
- Data mahasiswa (nama, nilai) diproses menjadi daftar nilai semester (berupa laporan).

1.3. KARAKTERISTIK SISTEM,
 a. Organisasi.
 b. Interaksi.
 c. Interdependensi.
 d. Integrasi.
 e. Tujuan pokok.

1.4. KLASIFIKASI  SISTEM.

A. DETERMINISTIK SISTEM.
Sistem dimana operasi-operasi (input/output) yang terjadi didalamnya dapat ditentukan/ diketahui dengan pasti.
  Contoh :   
  - Program komputer, melaksanakan secara tepat sesuai dengan rangkaian instruksinya.
  - Sistem penggajian.




B. PROBABILISTIK SISTEM.
Sistem yang input dan prosesnya dapat  didefinisikan, tetapi output yang dihasilkan tidak dapat ditentukan  dengan pasti; (Selalu ada sedikit kesalahan/penyimpangan terhadap ramalan jalannya sistem).
  Contoh :     
  - Sistem penilaian ujian
  - Sistem pemasaran.
   
C. OPEN SISTEM.
Sistem yang mengalami pertukaran energi, materi atau informasi dengan lingkungannya. Sistem ini cenderung memiliki sifat adaptasi, dapat menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga dapat meneruskan
eksistensinya.
Contoh : 
- Sistem keorganisasian memiliki  kemampuan adaptasi. (Bisnis dalam menghadapi persaingan   dari pasar yang berubah.  Perusahaan yang tidak dapat menyesuaikan diri akan tersingkir)

D. CLOSED SISTEM.
Sistem  fisik di mana proses yang terjadi  tidak mengalami pertukaran materi, energi atau informasi dengan lingkungan di luar sistem tersebut.
Contoh : - reaksi kimia dalam tabung berisolasi dan tertutup.

E. RELATIVELY CLOSED SISTEM.
Sistem yang tertutup tetapi tidak  tertutup sama sekali untuk menerima pengaruh-pengaruh lain. Sistem ini dalam operasinya dapat menerima pengaruh dari luar yang sudah didefinisikan dalam batas-batas tertentu .
Contoh : 
Sistem komputer. (Sistem ini hanya menerima masukan yang telah ditentukan sebelumnya, mengolahnya dan memberikan keluaran yang juga telah ditentukan sebelumnya. tidak terpengaruh oleh gejolak di luar sistem).


F. ARTIFICIAL SISTEM.
Sistem yang meniru kejadian dalam alam. Sistem ini dibentuk berdasarkan kejadian di alam di mana manusia tidak mampu melakukannya. Dengan kata lain tiruan yang ada di alam.
  Contoh : 
- Sistem AI, yaitu program komputer yang mampu membuat komputer seolah-olah berpikir.
- Sistem robotika.
- Jaringan neutral network.

G. NATURAL  SISTEM.
  Sistem yang dibentuk dari kejadian dalam alam.
  Contoh : - laut, pantai, atmosfer, tata surya dll.

H. MANNED  SISTEM.
Sistem penjelasan tingkah laku yang meliputi keikut sertaan manusia. Sistem ini dapat digambarkan  dalam cara-cara sebagai berikut :
H.1. Sistem manusia-manusia. = Sistem yang menitik beratkan hubungan antar manusia.
H.2. Sistem manusia-mesin.= Sistem yang mengikutsertakan mesin untuk suatu tujuan.
H.3. Sistem mesin-mesin. = Sistem yang otomatis di mana manusia mempunyai tugas untuk
memulai dan mengakhiri sistem, sementara itu manusia dilibatkan juga untuk memonitor sistem. Mesin berinteraksi dengan mesin untuk melakukan beberapa aktifitas. Pengotomatisan inimenjadikan bertambah pentingnya konsep organisasi, dimana manusia dibebaskan dari tugas-tugas rutin atau tugas-tugas fisik yang berat.

Perancang sistem lebih banyak menggunakan metode " Relatively  Closed  dan Deterministik Sistem  ", karena sistem ini dalam pengerjaannya lebih mudah meramalkan hasil yang akan diperoleh dan lebih mudah diatur dan diawasi.
Contoh : Pada bidang sistem informasi, faktor komputer dan program komputer biasanya "  Relatively Closed dan Deterministik  ", tetapi faktor manusia sebagai pengelolanya  adalah " Open dan Probabilistik  Sistem ".


II. ANALISIS SISTEM

Analisis Sistem dapat didefinisikan  sebagai :
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan.

Tahap analisis merupakan tahap yang  kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap selanjutnya.

Langkah-langkah di Analisis Sistem :
Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem ruang lingkup tugasnya lebih terinci.  Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu sbb:

1. Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah
    - Mengindentifikasikan penyebab masalah 
    - Mengidentifikasikan titik keputusan
    - Mengidentifikasikan personil-personil kunci
2. Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada
    - Menentukan jenis penelitian
    - Merencanakan jadual penelitian
       - Mengatur jadual wawancara
       - Mengatur jadual observasi
       - Mengatur jadual pengambilan sampel
    - Membuat penugasan penelitian
    - Membuat agenda wawancara
    - Mengumpulkan hasil penelitian
 3. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem
    - Menganalisis kelemahan Sistem
    - Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen
4. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis
    Tujuan : 
- Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan
 - Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan dianalisis oleh analis   sistem tetapi tidak  sesuai menurut manajemen
- Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak  manajemen
- Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan  selanjutnya .

III. PERANCANGAN SISTEM

Setelah tahap analisis sistem selesai  dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem .
Perancangan Sistem dapat dibagi dalam dua bagian yaitu :
1. Perancangan sistem sec.umum/perancangan konseptual, perancangan logikal/perancangan sec.makro
2.  Perancangan sistem terinci / perancangan sistem secara phisik.

 Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini :
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk
5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang utuh dan berfungsi
6.Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem
 Tahap perancangan sistem mempunyai 2 tujuan utama yaitu :
1.  Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem
2. Untuk memberikan gambaran yang  jelas dan rancang bangun yang lengkap kepada  pemrogram   komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat.

Perancangan sistem secara umum
Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem secara umum merupakan persiapan dari desain secara terinci. Desain secara umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistim informasi yang akan didesain secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem. Tahap desain sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan dan hasil analisis disetujui oleh manajemen.
Pada tahap desain secara umum,  komponen-komponen sistem informasi dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasi kepada user bukan untuk pemrogram. Komponen sistem informasi  yang didesain adalah model, output, input, database, teknologi dan kontrol.

VI TAHAPAN IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI
Dalam SDLC terdapat 4 komponen penting yaitu Analisis>>Desain>>Implementasi>>Maintenance

Implementasi adalah menempatkan suatu sistem baru ke operasi yang ada di suatu perusahaan Tahapan yang ada pada implementasi kurang lebih ada 4 yaitu:

1. Membuat dan menguji sistem basisdata dan jaringan
Dalam tahapan menggunakan basisdata yang telah ada serta mengkoneksikannya pada jaringan untuk dapat masing-masing komputer yang dimaksudkan untuk memakai/memanfaatkan basisdata agar dapat mengambil dan mengolah data.


2. Membuat dan Menguji Program
Dalam tahap ini program dibuat dengan menggunakan pemrograman yang telah disepakati kemudian diujikan terlebih dahulu program tersebut apakah sudah layak pakai/ sudah tidak ada kejanggalan (bug) dalam program yang telah dibangun dengan pemrograman yang telah disepakati.

3. Memasang dan menguji sistem baru
Setelah 2 tahap diatas fix (telah sesuai yg diharapkan) maka dalam tahap ini diujicobakanlah semua itu dalam satu kesatuan dan dilihat kembali apakah sudah sesuai atau tidak.

4. Mengirim sistem baru kedalam operasi
Setelah tahapan memasang dan menguji selesai, siaplah sistem tersebut dioperasikan kedalam kegiatan sehari-hari pada perusahaan

V PEMELIHARAAN SISTEM
Pemeliharaan sistem informasi adalah suatu upaya untuk memperbaiki, menjaga, menanggulangi, mengembangkan sistem yang ada. Pemeliharaan ini di perlukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja sistem yang kita ada agar dalam penggunaannya dapat optimal. Berikut ini beberapa pengertian lain tentang pemeliharaan sistem dari beberapa sumber :
- merupakan siklus terakhir dari SDLC
- Pemeriksaan periodik, audit dan permintaan pengguna akan menjadi source untuk melakukan perawatan sistem diseluruh masa hidup sistem
Pemeliharaan sistem merupakan cara terbaik untuk menjaga efiensi sistem yang sudah ada. Seperti kata pepatah, lebih baik memelihara dari pada mengganti. Berikut merupakan beberapa alasan mengapa kita perlu memelihara sistem yang ada :
- agar dapat meningkatkan sistem / kinerja sistem
- menyesuaikan dengan perkembangan, agar sistem yang ada tidak tertinggal
jenis – jenis pemeliharaan sistem meliputi :
·         pemeliharaan korektif adalah pemeliharaan yang mengkoreksi kesalahan – kesalahan yang ditemukan pada sistem, pada saat sistem di jalankan / berjalan.
·         Pemeliharaan adaptif Yaitu pemelihaaan yang bertujuan untuk menyesuaikan perubahan yang terjadi
·         Pemeliharaan perfektif Pemeliharaan ini bertujuan untuk menigkatkan cara kerja suatu system
·         Pemeliharaan preventif Pemeliharaan ini bertujuan untuk menangani masalah – masalah yang ada

3. Siklus Hidup Pemeliharaan Sistem (SMLC) :
- Permintaan Perubahan
- Mengubah permohonan pemeliharaan menjadi suatu perubahan
- Menspesifikasi perubahan
- Membangun pengganti
- Menguji pengganti
- Melatih pengguna dan melakukan tes penerimaan
- Dll

Pemeliharaan Sistem
Pemeliharaan sistem sangatlah penting bagi pengguna sistem. Karena, seringkali penggunaan sistem operasi menjadi tidak aman karena alasan-alasan seperti:
·         Sistem terinfeksi malware aktif
·         Sistem berkas corrupt
·         Perangkat keras melemah



Untuk mencegah hal-hal tesebut, digunakanlah mOS(maintenance Operating system) yang berfungsi untuk:
·         Manajemen Malware yang aktif
·         Pemulihan data (recovery) dan perbaikan sistem berkas
·         Diagnosa perangkat keras.

Mengelola Pemeliharaan Sistem
Tantangan mengelola pemeliharaan sistem adalah sama dengan tantangan mengelola usaha-usaha lain . Yaitu tantangan untuk mengelola manusia. Prioritas untuk mengarahkan pemeliharaan sistem adalah mengumpulkan sekelompok pemelihara yang berkompeten dan termotivasi,serta menyuplai mereka dengan perngkat dan sumber-sumber untuk melakukan pemeliaraan sistem yang terjadwal maupun yang tidak terjadwal. Pemeliharaan sistem terjadwal dapat dibuat menurut kalender atau diagram gantt.Pemeliharaan tidak terjadwal biasanya dilakukan atas inisiatif pemakai dan operator. Bagaimanapun juga pihak manajemen seharusnya menetapkan suatu cara untuk mengawali,merekam,dan mengevaluasi aktivitas pemeliharaan. Dengan melalui evaluasi kegiatan pemeliharaan,seorang manager akhirnya dapat mengoptimalkan program pemeliharaan sistem secara keseluruhan.









BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam suatu industri khususnya industri-besar harus diatur kinerjanya agar dapat berjalan dengan baik sehingga sesuai dengan tujuan yang telah ditentukan. Pengorganisasian dari suatu komunitas tersebut diperlukan sistem manajemen. Dimana sistem tersebut harus dapat menyatukan elemen - elemennya agar dapat berjalan dengan baik. Elemen – elemen sistem yang cukup berperan adalah manusia. Selain itu adalah metode, metode yang dimaksud disini adalah cara untuk mengatur elemen-elemen. Dengan hadirnya teknologi informasi pada era globalisasi ini, maka  penyebaran informasi seakan tidak lagi terbendung oleh batasan waktu dan ruang bahkan teritorial negara. Semakin pesatnya perkembangan teknologi, sehingga memudahkan kegiatan manajemen itu sendiri. Ada 4 unsur yang sangat mempengaruhi keberhasilan suatu manajemen, yaitu planning (perencanaan), organizing (pengorganisasian), actuating (kepemimpinan), dan controlling (pengawasan).
Ada beberapa tantangan manajemen dalam era industrialisasi yaitu tantangan eksternal dan tantangan internal.  Tantangan eksternal antara lain perubahan bisnis yang cepat, keragaman tenaga kerja dan globalisasi. Sedangkan tantangan internal antara lain Posisi Organisasi dalam Bisnis yang Kompetitif, pengurangan tenaga kerja, dan teknologi.
Selain tantangan dalam era industrialisasi, ada pula tantangan manajemen dalam era globalisasi yaitu menghadapi persaingan dengan perusahaan-perusahaan lokal yang semakin kompetitif, juga persaingan global dengan perusahaan-perusahaan internasional yang telah memiliki reputasi yang baik. dengan memasuki era globalisasi, secara tidak langsung para manajer dipacu untuk meningkatkan kinerja, supaya tidak kalah dalam persaingan. Pesatnya perkembangan teknologi informasi juga menambah ketatnya persaingan, akses informasi 24 jam bisa digunakan.






DAFTAR PUSTAKA

1.      Tanenbaum, AS, Computer Networks, Prentise Hall, 1996
2.      Stallings, W. Data and Computer Communications, Macmillan Publishing Company, 1985.
3.      Stallings, W. Local Network, Macmillan Publishing Company, 1985.
4.      Black, U.D, Data Communications and Distributed Networks, Prentise Hall.
5.      Raj Jain, Professor of CIS The Ohio State University Columbus, OH 43210 Jain@ACM.Org
6.      http://www.cis.ohio-state.edu/~jain/cis677-98/
7.      Cisco Press

Kelompok 3
MAKALAH
SISTEM INFORMASI












Kelompok 3
Mohamad wildannudin                       1209705090
Dara Fauziah Rahman                         1209705034
Utami Diniar Efenti                            1209705144
M. Rahmat Jauhari                              1209705082
Syaeful Anwar                                    1209705131
Dede Mauludin                                   1209705036
Haris Amaruloh                                   1209705064


JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2011
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjanjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan ijinya kami mampu menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas matakuliah system informasi dan juga sebagai bahan untuk memperluas pengetahuan akan system informasi bagi pembaca. Makalah ini berisi pembahasan-pembahasan mengenai rekayasa system informasi, proses bisni, BPR, BPI, dan BPE.
Dalam penyusunan makalah ini, kami mengalami beberapa kendala dan hambatan tapi Alhamdulillah kami bisa menyelesaikanya berkat dukungan dari beberapa pihak. Kami juga berterima kasih kepada dosen system informasi yang telah membimbing kami dengan baik.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan masukan yang membangun demi perbaikan di masa depan. 











DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Rekayasa Sistem Informasi
2.2 Proses Bisnis
2.3 Business Process Reengineering (BPR)
2.4 Business Process Improvement (BPI)
2.5 Business Process Engineering (BPE)
2.6 Computer-Aided Software Engineering (CASE)
BAB III PENUTUP
3.1 KESIMPULAN








BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Rekayasa Sistem Informasi
Adalah aplikasi yang menggunakan teknik formal dan saling terkait untuk merencanakan, menganalisa, mendisain dan mengkonstruksi sistem informasi pada satu perusahaan atau pada fungsi utama dari perusahaan.
Beda antara rekayasa software dan rekayasa sistem informasi
Rekayasa software menggunakan teknik terstruktur untuk menghasilkan satu software dan dilaksanakan pada satu kegiatan proyek, sedangkan rekayasa sistem informasi menggunakan teknik terstruktur untuk menghasilkan satu sistem informasi bagi perusahaan secara keseluruhan, dimana dalam rekayasa sistem informasi kemungkinan akan memerlukan banyak waktu dan banyak biaya serta menggunakan banyak personil
Dengan menggunakan teknik yang otomatis maka definisi RSI adalah :
Satu teknik otomatis yang saling terkait dimana model perusahaan, model data dan model proses dibangun menggunakan pengetahuan yang menyeluruh dan digunakan untuk menghasilkan dan memelihara sistem pemrosesan data.

Faktor Sukses Kritis (FSK)
Faktor sukses kritis adalah faktor yang akan menjamin keberhasilan perusahaan dalam rangka menjalankan usahanya. Dalam dunia informatika, FSK usaha adalah bagaimana menggantikan data prosesing yang semula tidak bagus menjadi tertib teratur dan bersih dari kesalahan (error).
Kegunaan dari menghasilkan FSK usaha adalah agar :
Ø  waktu membuat keputusan jadi pendek
Ø  waktu kerja antara bagian pada perusahaan menjadi lebih cepat
Ø  agar tetap kompetitif maka setiap perubahan atau penambahan aplikasi dapat dilakukan dengan cepat.

Perlunya alat bantu untuk melakukan rekayasa sistem informasi
Sistem informasi yang dibangun secara tradisional tidak dilakukan secara menyeluruh namun dilakukan secara sepotong-sepotong, dimana setiap sistem dibangun secara terpisah dan mengakibatkan sering terjadi antara satu sistem dengan lainnya tidak kompatibel, data bisa kompatibel namun untuk dapat saling terhubung menjadi sangat sulit serta memakan waktu lama untuk membuatnya.
Dengan hadirnya alat bantu yang bekerja secara otomatis dan dapat membuat hubungan-hubungan antara fungsi baik data maupun proses selain hemat waktu dan biaya juga akan membuat seluruh sistem menjadai saling kompatibel cepat.
Tahap Rekayasa Sistem Informasi
Rekayasa Sistem Informasi membagi tahapn pembangunan menjadi 4 yaitu :

Tahap 1 Perencanaan strategis informasi
Tahap 2 Analisa bidang bisnis
Tahap 3 Disain sistem
Tahap 4 Konstruksi


Tahap 1
Perencanaan Strategis Informasi, lebih memperhatikan kepada tujuan manajemen dan FSK, bagaimana teknologi dapat digunakan untuk menghasilkan peluang baru atau keunggulam kompetitif. Pada tahap ini dicari kebutuhan akan fungsi-fungsi, data dan informasi perusahaan yang digunakan manajemen atas tersebut. Pembuatan PSI dilakukan selama 3 bulanan oleh tim kecil saja. Tim akan mewawancarai top manajemen untuk mendapatkan kebutuhan tersebut serta komitmen dari mereka.
Tahap 2
Analisa Bidang Bisnis, lebih memperhatikan proses apa yang dibutuhkan untuk menjalankan satu bidang bisnis yang dipilih, bagaimana proses tersebut saling terhubung dan data apa yang digunakan. Untuk beberapa bidang bisnis dilakukan secara paralel dan terpisah oleh beberapa tim dan akan membutuhkan waktu sekitar 6 bulanan menemukannya
Tahap 3
Disain Sistem, lebih memperhatikan bagaimna proses yang dipilih dalam bisnis diimplementasikan dalam prosedur dan bagaimana prosedur tersebut bekerja, Keterlibatan langsung user dari sistem sangat dibutuhkan dalam mendisain prosedur agar benar. Dapat dengan cepat dilakukan menggunakan alat bantu otomatis karena hanya dilakukan didepan layar komputer dengan bantuan komputer sistem informasi yang terintegrasi dapat dibuat. Editing berupa perubahan dan penambahan cukup dilakukan didepan komputer.
Tahap 4
Konstruksi, implementasi dari prosedur yang digunakan, dimana secara prakteknya adalah pembuatan kodifikasi, bahasa generasi4 dan alat bantu user. Disain dikaitkan dengan konstruksi dengan cara membuat PROTOTIPE terlebih dahulu.

Ensiklopedia
Jantung dari RSI adalah ensiklopedia. Ensiklopedia adalah tempat penyimpanan terkomputerisasi yang secara tetap akan menumpuk informasi yang berhubungan dengan perencanaan, analisa, disain dan konstruksi dan kemudian untuk memelihara sistem. Alat bantu otomatis terkomputerisasi pada RSI menggunakan 2 tipe penyimpanan yaitu :
Ø  Dictionary, berisikan nama dan deskripsi dari data item, proses, variabel dan sebagainya
Ø  Ensiklopedia, berisikan data pada dictionary ditambah kodifikasi rencana, model dan disiain sistem secara lengkap dan perangkat untuk melakukan crosscheck, analisa korelasi, dan validasi. Ensiklopedia akan menyimpan kesemuanya tersebut dalam bentuk diagram terkomputerisasi.

Diagram Terkomputerisasi
Prinsip dari RSI adalah penggunaan diagram untuk sarana komunikasi antara disainer, perencana dan ensiklopedia. Diagram akan dibuat dan ditayangkan pada layar komputer dan akan dihadapi oleh disainer, perencana serta pengguna untuk menetapkan disain terbaik yang dibantu komputer (CAD) dengan cara ZOOM, windowing, dan teknik terkomputerisasi lainnya. Disain dengan komputer menjadi lebih cepat dan tidak melelahkan, karena bila dibuat disain diatas kertas akan membutuhkan banyak kertas lebar dan banyak jumlahnya.
Model Data
Pondasi dari RSI adalah model data. Disain logik dari data harus stabil, agar stabil digunakan teknik formal yang umum digunakan untuk mendisain basis data. Basis data yang stabil selanjutnya dapat digunakan sebagai landasan untuk mendisain element proses yang menggunakan data tersebut
Model Data

A
B
C
D
Mendisain dan membuat aplikasi 
 





Partisipasi Pengguna Sistem
Karakteristik yang terpenting dari pembangunan sistem informasi adalah keikutsertaan pengguna sistem dalam setiap tahap pembangunan. Pada Tahapan 1 top manajemen terlibat untuk menetapkan FSK, serta goal (target / sasaran) perusahaan. Peran top manajemen adalah menolong menentukan kebutuhan informasi apa saja yang mereka inginkan ada pada layar komputer mereka (top manajemen) dan menetapkan perioritas yang ahrus dibangun. Pada tahap 2 user membantu untuk memvalidasi model data dan model proses yang dihasilkan. Pada tahap 3 user membantu mendisain sistem dengan teknik menggunakan sesi joint aplication desig (JAD) yaitu satu forum yang dibuat khusus untuk disainer sistem dan user duduk bersama mendisain sistem dengan menghadapi layar monitor yang diperluas (dengan bantuan LCD projector dsb)
2.2 Proses Bisnis
Proses Bisnis adalah sesuatu yang harus kita pahami sebelum kita belajar lebih lanjut di Pemodelan Proses Bisnis. Banyak definisi yang telah dipaparkan oleh para ahli management  mengenai proses bisnis. Namun, pada pembahasan kali ini kita akan mengambil satu definisi yang menurut saya sesuai dengan yang diharapkan.
Proses bisnis merupakan suatu pekerjaan yang saling terkait untuk menyelesaikan masalah tertentu. Pekerjaan yang dimaksud dalam kasus ini adalah suatu tugas yang menghasilkan keuntungan, bisa berupa uang atau yang lainnya. Suatu proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa bagian proses dengan memiliki ciri tersendiri, tapi pada dasarnya setiap bagian harus memiliki peran untuk mencapai tujuan utama dari proses itu sendiri.
Ciri khas yang harus dimiliki oleh proses bisnis adalah :
  1. Definitif : Suatu proses bisnis harus memiliki batasan, masukan serta keluaran yang jelas.
  2. Urutan : Suatu proses bisnis harus memiliki aktivitas yang terurut sesuai dengan waktu dan ruang.
  3. Konsumen : Suatu proses bisnis harus memiliki penerima hasil proses.
  4. Nilai tambah : Perubahan yang terjadi pada hasil proses harus memberikan nilai tambah pada penerima.
  5. Keterkaitan : Suatu proses tidak dapat berdiri sendiri, melainkan harus terkait pada struktur organisasi.
  6. Fungsi silang : suatu proses umumnya mencakup beberapa fungsi.
2.3 Business Process Reengineering
Siklus Business Process Reengineering.
Business Process Reengineering (BPR, Rekayasa ulang proses bisnis) adalah pemikiran kembali secara fundamental dan perancangan kembali proses bisnis secara radikal, dihasilkan dari sumber daya organisasi yang tersedia.
BPR menggunakan pendekatan untuk perancangan kembali cara kerja dalam mendukung misi organisasi dan mengurangi biaya. Perancangan ulang dimulai dengan penaksiran level tinggi terhadap misi organisasi, tujuan strategis, dan kebutuhan pelanggan. Pertanyaan dasar yang ditanyakan seperti "apakah misi kita harus diperjelas? Apakah tujuan strategis kita berjalan beriringan dengan misi kita? Siapa pelanggan kita?"
Business Process Redesign
Business Process Reengineering dikenal juga dengan istilah Business Process Redesign (Perancangan Ulang Proses Bisnis), Business Transformation, atau Business Process Change Management. Business Process Reengineering (BPR) dimulai sebagai teknik sektor privat untuk mendukung organisasi secara fundamental memikirkan kembali bagaimana mereka mengerjakan bisnis yang mampu meningkatkan jasa kepada pelanggan, memotong biaya operasional dan menjadi kompetitor kelas dunia. Kunci utama dalam perancangan ulang adalah pengembangan sistem informasi dan jaringan. Organisasi-organisasi besar semakin banyak menggunakan teknologi ini untuk lebih mendukung proses bisnis yang inovatif dibanding memperbaiki metode kerja pada saat yang sama.
BPR meliputi analisis dan perancangan alir kerja (workflow) dan proses-proses dalam sebuah organisasi. Berdasarkan Daven ports (1990), proses bisnis adalah sekelompok tugas-tugas yang saling berhubungan secara logis, dilaksanakan untuk mencapai sebuah hasil bisnis yang jelas.
Re-engineering ("rekayasa ulang") adalah dasar dari perkembangan-perkembangan manajemen yang muncul belakangan ini. Tim lintas-fungsional (Cross-functional team), contohnya, telah banyak dikenal karena perannya dalam perancangan ulang tugas-tugas fungsional yang terpisah menjadi proses-proses lintas-fungsional yang lengkap.
Dalam kerangka kerja untuk penaksiran dasar terhadap misi dan tujuan, perancangan ulang memfokuskan kepada proses bisnis organisasi – langkah-langkah dan prosedur yang mengendalikan bagaimana sumber daya digunakan untuk memproduksi barang dan jasa yang memenuhi kebutuhan pelanggan dan pasar yang khusus. Proses bisnis dapat disusun kembali menjadi aktivitas-aktivitas spesifik, diukur, dimodelkan dan diperbaiki. Dapat pula dirancang ulang secara keseluruhan atau dieliminasi sekaligus. Perancangan ulang mengidentifikasikan, menganalisa, dan merancang ulang proses inti bisnis organisasi dengan tujuan untuk mencapai hasil maksimal dalam ukuran kinerja kritis seperti biaya, kualitas, jasa dan kecepatan.
Perancangan ulang membagi-bagi proses bisnis menjadi sub-sub proses dan tugas yang dilaksanakan oleh beberapa area fungsional terspesialisasi dalam organisasi. Seringkali tidak seorang pun yang bertanggung jawab atas kinerja keseluruhan proses. Perancangan ulang memaksimalkan kinerja subproses yang akan menghasilkan beberapa keuntungan, namun tidak menjanjikan peningkatan yang dramatis jika prosesnya sendiri tidak efisien dan tertinggal.
Untuk alasan itu, perancangan ulang memfokuskan pada merancang kembali proses secara keseluruhan untuk mencapai keuntungan maksimal bagi organisasi dan pelanggan. Hal ini berbeda dengan proses yang memfokuskan pada peningkatan fungsional atau incremental saja.

Pengertian lainnya

Beberapa pengertian mengenai BPR antara lain:
  • "... the fundamental rethinking and radical redesign of business processes to achieve dramatic improvements in critical contemporary measures of performance, such as cost, quality, service, and speed."
  • "...pemikiran ulang fundamental dan perancangan radikal terhadap proses-proses bisnis untuk mencapai perbaikan secara dramatis dalam ukuran kritis terhadap kinerja seperti biaya, kwalitas, jasa dan kecepatan."
  • "encompasses the envisioning of new work strategies, the actual process design activity, and the implementation of the change in all its complex technological, human, and organizational dimensions."
  • "mencakup perencanaan strategi kerja baru, aktivitas perancangan proses yang aktual dan implementasi perubahan dalam semua dimensi teknologi, manusia dan organisasi yang kompleks.
Untuk mencapai peningkatan yang maksimal dengan BPR, perubahan stuktur organisasi dan cara lain seperti pengelolaan dan pelaksanaan kerja saja dianggap belum cukup. Agar dapat mendapatkan keuntungan secara penuh, penggunaan Teknologi Informasi (TI) dianggap penting sebagai faktor kontributor utama.
Walau TI secara tradisional digunakan untuk mendukung fungsi bisnis yang tersedia, yaitu meningkatkan keefisienan organisasi, sekarang TI berfungsi sebagai pendukung bentuk-bentuk organisasi yang baru dan pola-pola kolaborasi dalam dan antara organisasi.
BPR memperoleh fondasinya dari berbagai disiplin ilmu, dan ada 4 bagian penting yang diidentifikasi untuk diubah dalam BPR – organisasi, teknologi, strategi dan manusia (organization, technology, strategy, and people) – dimana sebuah proses digunakan sebagai kerangka kerja (framework) untuk memperhitungkan dimensi-dimensi itu. Pendekatan ini secara grafis digambarkan dalam "Leavitt’s diamond".

Peran TI

Teknologi informasi berperan penting dalam konsep perancangan ulang. Pada masa sekarang, TI merupakan pendorong besar bagi beberapa bentuk kinerja dan kolaborasi di dalam dan luar organisasi.
Beberapa peran TI dalam BPR:
  • Basis data yang dibagi-bagikan (shared databases), membuat informasi tersedia pada banyak tempat.
  • Sistem ahli (expert systems) memungkinkan para generalis untuk melaksanakan tugas spesialis.
  • Jaringan telekomunikasi (telecommunication networks), memungkinkan organisasi dapat disentralisasikan dan didesentralisasikan dalam waktu yang sama.
  • Perlengkapan pengambilan keputusan (decision-support tools), memungkinkan pengambilan keputusan menjadi bagian dari pekerjaan sehari-hari.
  • Komunikasi data tanpa kabel (wireless data communication) dan komputer yang mudah dibawa (portable computer), memungkinkan personel lapangan bekerja secara independent.
  • Videodisk interaktif (interactive videodisk), untuk mendapatkan kontak langsung dengan pembeli potensial.
  • Identifikasi otomatis dan pelacakang (automatic identification and tracking), memungkinkan sesuatu untuk melaporkan dimana mereka berada bukan menunggu untuk ditemukan.
  • Perhitungan kinerja tinggi (high performance computing), memungkinkan perencanaan on-the-fly (diciptakan pada saat dibutuhkan) dan perbaikan.
Di pertengahan tahun 1900-an, sistem manajemen alur kerja dianggap seabgai kontributor penting dalam meningkatkan efisiensi proses antara lain para vendor ERP (Enterprise Resource Planning), seperti SAP, JD Edwards, Oracle dan PeopleSoft.
2.4  BUSINESS PROCESS IMPROVEMENT

Business Process Improvement atau BPI, sebagai salah satu metode dalam menjalankan Continuous Improvement, didefinisikan sebagai kerangka sistematis yang dibangun untuk membantu organisasi dalam membuat kemajuan yang signifikan dalam pelaksanaan proses bisnisnya. BPI memberikan suatu sistem yang akan membantu dalam proses penyederhanaan (streamlining) prosesproses bisnis, dengan memberi jaminan bahwa pelanggan internal dan eksternal dari organisasi akan mendapatkan output yang lebih baik dari sebelumnya. (Harrington,1991)

Manfaat Business Process Improvement
Dengan adanya proses bisnis yang jelas dan terstruktur, maka manfaat yang akan didapat perusahaan adalah (Harrington,1991):
  1. Eliminasi kesalahan-kesalahan
  2. Maksimasi penggunaan asset
  3. Minimasi waktu tunggu (delay)
  4. Memberikan pemahaman dan memudahkan penggunaan
  5. Dekat dengan pelanggan internal maupun eksternal
  6. Kemampuan adaptif tehadap keinginan pelanggan
  7. Memberikan perusahaan keuntungan yang kompetitif
  8. Menghilangkan kelebihan-kelebihan pengeluaran
Sasaran Utama Business Process Improvement
Perbaikan proses bisnis ini memiliki sasaran-sasaran utama sebagai berikut (Harrington,1991):
  1. Membuat proses efektif – mengeluarkan hasil yang diinginkan
  2. Membuat proses efisien – meminimasi sumber daya
  3. Membuat proses adaptif – dapat beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan pelanggan maupun kebutuhan bisnis\
Dasar Pemilihan Business Process untuk Diperbaiki
Pemilihan proses bisnis untuk diperbaiki merupakan sesuatu hal yang sangat kritis dalam siklus proses perbaikan proses bisnis. Pada umumnya, dipilihnya suatu proses untuk diperbaiki adalah sebagai berikut (Harrington,1991):
  1. Adanya keluhan-keluhan atau masalah dari pelanggan
  2. Proses-proses berbiaya tinggi
  3. Proses dengan waktu siklus panjang
  4. Adanya cara atau proses yang lebih baik
  5. Tersedianya teknologi baru
  6. Aturan manajemen untuk menerapkan metode baru\
Fase-fase pada Business Process Improvement
Fase-fase perbaikan yang digunakan di sini didasarkan pada konsep Business Process Improvement oleh Harrington, 1991, yang terdiri dari (Harrington, 1991):
Mengorganisir Perbaikan
Tujuan: Menjamin kesuksesan dengan cara membangun kepemimpinan, pemahaman, dan komitmen.
Aktifitas:
  1. Mendefinisikan proses bisnis
  2. kritis
  3. Pemilihan process owner
  4. Mendefinisikan batas-batas awal perbaikan
  5. Pembentukan dan pelatihan tim perbaikan proses
  6. Mengembangkan model perbaikan
  7. Menetapkan ukuran-ukuran keberhasilan
Pemahaman Proses
Tujuan: Memahami seluruh dimensi dari proses bisnis yang sedang berlangsung.
Aktifitas:
  1. Membuat bagan alir proses
  2. Relationship dengan sebuah proses yang berjalan
  3. Malakukan analisis waktu proses
  4. Pengaturan proses dan prosedur
Penyederhanaan Proses
Tujuan: Memperbaiki efisinsi, efektifitas, dan adaptabilitas dari proses bisnis.
Aktifitas:
  1. Menyederhanakan proses
  2. Pemilihan proses yang dikehendaki
  3. Mengurangi birokrasi
  4. Upgrading peralatan
  5. Standardisasi proses
  6. Mengurangi waktu proses
Implementsi, Pengukuran, dan Kontrol
Tujuan: Mengimplementasikan suatu sistem untuk mengontrol jalannya proses perbaikan.
Aktifitas:
  1. Mengembangkan pengukuran proses dan target yang dicapai
  2. Menyediakan sistem umpan balik
  3. Melakukan pemeriksaan proses secara berkala
Perbaikan Berkelanjutan
Tujuan: Mengimplementasikan proses perbaikan selanjutnya.
Aktifitas:
  1. Mengevaluasi dampak perubahan terhadap bisnis dan pelanggan
  2. Mengkualifikasi proses
  3. Mencari dan menghilangkan masalah proses
  4. Studi banding proses
  5. Melihat kembali kualifikasi secara berkala
Metode dalam Fase-fase Business Process Improvement
Untuk mencapai tujuan peningkatan pelayanan kepada customer, ada beberapa tahapan dan metode yang harus dilewati, yaitu (Harrington,1991):

2.5 Rekayasa Proses Bisnis (BPE)
Engineering Proses Bisnis adalah pendekatan manajemen yang bertujuan perbaikan dengan cara menaikkan efisiensi dan efektivitas proses yang ada di dalam dan di organisasi. Rekayasa ulang proses bisnis juga dikenal sebagai BPR, Business Process Redesign, Transformasi Bisnis, atau Bisnis Manajemen Proses Perubahan.
Apakah BPE?
Sebuah proses bisnis adalah serangkaian kegiatan yang saling berhubungan yang menciptakan nilai dengan mengubah input menjadi output yang lebih berharga. Baik input dan output dapat artefak dan / atau informasi dan transformasi dapat dilakukan oleh aktor manusia, mesin, atau keduanya.
Ada tiga jenis proses bisnis:
  • Manajemen proses - proses yang mengatur operasi. Proses manajemen umum termasuk "Corporate Governance" dan "Manajemen Strategis".
  • Proses operasional - proses ini menciptakan value stream primer, mereka adalah bagian dari bisnis inti. Proses operasional khas Pembelian, Manufaktur, Pemasaran, dan Penjualan.
  • Mendukung proses - ini mendukung proses inti. Contoh termasuk Akuntansi, Rekrutmen, TI-dukungan.
Sebuah proses bisnis dapat dipecah menjadi beberapa sub-proses, yang memiliki atribut mereka sendiri, tetapi juga berkontribusi untuk mencapai tujuan dari proses super. Analisis proses bisnis biasanya meliputi pemetaan proses dan sub-proses sampai ke tingkat aktivitas.
Kegiatan adalah bagian dari proses bisnis yang tidak termasuk pengambilan keputusan dan dengan demikian tidak layak membusuk (meskipun dekomposisi akan mungkin), seperti "menjawab telepon", "menghasilkan faktur".
2.6 Computer-Aided Software Engineering (CASE)
CASE adalah paket terpadu dari alat-alat berbasis komputer yang mengotomatisasi aspek-aspek penting dalam proses pengembangan software.
Alat CASE  digunakan untuk merencanakan, menganalisis, mendesain, memrogram, dan mempertahankan sistem informasi.
CASE juga digunakan untuk memperkuat usaha manajer, pemakai, dan programer dalam memahami kebutuhan informasi.
Alat CASE tidak menggantikan desainer terampil, melainkan menyediakan sekumpulan alat terpadu yang mendukung para pengembang secara efektif untuk semua tahapan SDLC.
Software CASE pada umumnya memiliki alat-alat untuk perencanaan strategis, manajemen sistem dan proyek, desain database, tampilan layar dan laporan, dan pembuatan kode secara otomatis.
Keuntungan teknologi CASE adalah sbb:
·         Perbaikan produktivitas                    
·         Perbaikan kualitas program                      
·         Penghematan biaya                                   
·         Perbaikan prosedur pengendalian       
·         Penyederhanaan dokumentasi
Beberapa masalah dengan teknologi CASE adalah sebagai berikut:
·         Tidak kompatibel
·         Biaya
·         Harapan yang tidak terpenuhi
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dari beberapa pembahasa diatas didapat sebuah kesimpulan bahwa dalam membuat sebuah system informasi dibutuhkan sebuah tahapan-tahapan tertentu. Mulai dari perencanaan sampai terakhir implementasi dari konsep. Sebuah Sistem informasi yang sudah terintegrasi masih memiliki beberapa kekurangan oleh karena itu perlu adanya sebuah reengineering system informasi untuk memperbaiki system informasi yang ada. Dalam proses ini pun banyak aspek yang diperhatikan dan dipertimbangkan terutama yang berhubungan dengan business process. Oleh karena itu pembahasanya juga mencakup ke Business Process, Business Improvement, dan Business Engineering. Semua process-process harus dilakukan dengan terencana dan terstruktur. Sehingga dibutuhkan sebuah tim yang benar-benar kompeten dan ahli di bidangnya. Dan tentu saja tujuan akhir dari proses ini adalah tercipta sebuah system informasi yang sesuai kebutuhan dan memberikan kemudahan serta setiap pekerjaan lebih effektif di kerjakan dan dana yang dibutuhkan bisa menjadi lebih ditekan sehingga menjadi lebih effisien. 
Kelompok 4
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Sistem Informasi  adalah Suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya atau Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung  operasi, manajemen dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data.
Dari pengertian di atas terdapat beberapa kata kunci yaitu :
  1. Berbasis komputer dan Sistem Manusia/Mesin
-          Berbasis komputer: perancang harus memahami pengetahuan komputer dan pemrosesan informasi.
-          Sistem manusia mesin: ada interaksi antara manusia sebagai pengelola dan mesin sebagai alat untuk memroses informasi. Ada proses manual yang harus dilakukan manusia dan ada proses yang terotomasi oleh mesin. Oleh karena itu diperlukan suatu prosedur/manual sistem.
  1.  Sistem basis data terintegrasi
-          Adanya penggunaan basis data secara bersama-sama (sharing) dalam sebuah data base manajemen system.
  1. Mendukung Operasi
-          Informasi yang diolah dan di hasilkan digunakan untuk mendukung operasi organisasi.
  1.  Pendukung SI
-          Information and Database,
-          Customer and Product ,
-          Computer in Network World & Network and Communication,
-          Software, programming, and artifical intelligence.


B. Tujuan 
Semuanya ini berjutuanuntuk mengacu pada sebuah sistem informasi berbasis komputer yang dirancang untuk mendukung operasi, manajemen dan fungsi pengambilan keputusan suatu organisasi. Tulisan ini juga bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya para mahasiswa jurusan teknik informatika, fakultas sain Dan teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung agar nantinya dalam pembuatan rencana Sistem Informasi dapat berjalan dengan baik.

Bab II
Informasi dan Data Base

A. Informasi
 Istilah informasi
Banyak orang menggunakan istilah "era informasi", "masyarakat informasi," dan teknologi informasi, dalam bidang ilmu informasi dan ilmu komputer yang sering disorot, namun kata "informasi" sering dipakai tanpa pertimbangan yang cermat mengenai berbagai arti yang dimilikinya.
Informasi adalah data yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima dan dapat berupa fakta, suatu nilai yang bermanfaat. Jadi ada suatu proses transformasi data menjadi suatu informasi == input - proses – output.  Data merupakan raw material untuk suatu informasi. Perbedaan informasi dan data sangat relatif tergantung pada nilai gunanya  bagi manajemen yang memerlukan. Suatu informasi bagi level manajemen tertentu bisa menjadi data bagi manajemen level di atasnya, atau sebaliknya.
Representasi informasi:pelambangan informasi, misalnya: representasi biner.
Kuantitas informasi: satuan ukuran informasi. Tergantung representasi. Untuk representasi biner satuannya: bit, byte, word dll.
Kualitas informasi bias terhadap error, karena: kesalahan cara pengukuran dan pengumpulan, kegagalan mengikuti prosedur prmrosesan, kehilangan atau data tidak terproses, kesalahan perekaman atau koreksi data, kesalahan file histori/master, kesalahan prosedur pemrosesan ketidak berfungsian sistem.
Umur informasi kapan atau sampai kapan sebuah informasi memiliki nilai/arti bagi penggunanya. Ada condition informasion  (mengacu pada titik waktu tertentu) dan operating information (menyatakan suatu perubahan pada suatu range waktu).
Kualitas Informasi  tergantung dari 3 hal, yaitu informasi harus :
  • Akurat, berarti informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak bias atau menyesatkan. Akurat juga berarti informasi harus jelas mencerminkan masudnya.
  • Tetap pada waktunya, berarti informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat.
  • Relevan, berarti informasi tersebut menpunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang satu dengan yang lainnya berbeda.

Nilai Informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya mendapatkannya. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau cost benefit.
B.DataBase

basis data (bahasa Inggris: database), atau sering pula dieja basisdata, adalah kumpulan informasi yang disimpan di dalam komputer secara sistematik sehingga dapat diperiksa menggunakan suatu program komputer untuk memperoleh informasi dari basis data tersebut. Perangkat lunak yang digunakan untuk mengelola dan memanggil kueri (query) basis data disebut sistem manajemen basis data (database management system, DBMS). Sistem basis data dipelajari dalam ilmu informasi.
Istilah "basis data" berawal dari ilmu komputer. Meskipun kemudian artinya semakin luas, memasukkan hal-hal di luar bidang elektronika, artikel ini mengenai basis data komputer. Catatan yang mirip dengan basis data sebenarnya sudah ada sebelum revolusi industri yaitu dalam bentuk buku besar, kuitansi dan kumpulan data yang berhubungan dengan bisnis.
Konsep dasar dari basis data adalah kumpulan dari catatan-catatan, atau potongan dari pengetahuan. Sebuah basis data memiliki penjelasan terstruktur dari jenis fakta yang tersimpan di dalamnya: penjelasan ini disebut skema. Skema menggambarkan obyek yang diwakili suatu basis data, dan hubungan di antara obyek tersebut. Ada banyak cara untuk mengorganisasi skema, atau memodelkan struktur basis data: ini dikenal sebagai model basis data atau model data. Model yang umum digunakan sekarang adalah model relasional, yang menurut istilah layman mewakili semua informasi dalam bentuk tabel-tabel yang saling berhubungan dimana setiap tabel terdiri dari baris dan kolom (definisi yang sebenarnya menggunakan terminologi matematika). Dalam model ini, hubungan antar tabel diwakili denga menggunakan nilai yang sama antar tabel. Model yang lain seperti model hierarkis dan model jaringan menggunakan cara yang lebih eksplisit untuk mewakili hubungan antar tabel.
Istilah basis data mengacu pada koleksi dari data-data yang saling berhubungan, dan perangkat lunaknya seharusnya mengacu sebagai sistem manajemen basis data (database management system/DBMS). Jika konteksnya sudah jelas, banyak administrator dan programer menggunakan istilah basis data untuk kedua arti tersebut.

Bab III
Customer dan Product
A. Customer
                Dalam sebuah bisnis, customer merupakan faktor yang sangat penting. Untuk itu, diperlukan membina suatu hubungan yang baik antara perusahaan dengan customer. Dengan mempelajari perilakucustomer dan keinginan customer, diharapkan perusahaan dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk meningkatkan pelayanan kepada customer, meningkatkan loyalitas customer, serta meningkatkan pendapatan perusahaan. Peningkatan pelayanan terhadap customer dapat dilakukan dengan beberapa cara, antara lain dengan memberikan fasilitas-fasilitas tertentu kepada customer atau dengan memberikan informasi yang cepat, akurat, dan memiliki jangkauan yang luas.
                Salah satu kendala yang dihadapi perusahaan saat ini adalah bagaimana memperoleh dan memberikan informasi dari dan kepada customer dengan cepat. Banyak customer yang menyampaikan keluhannya karena keterbatasan sarana dalam pelayanan dalam perusahaan tersebut. Saat ini, pelayanan dapat dilakukan melalui telepon atau datang secara langsung ke ke perusahaan tersebut. Tetapi, cara ini tidak efektif dan efisien untuk customer yang berasal dari luar kota atau yang kediamannya jauh dari lokasi perusahaan. Selain itu, dengan melalui telepon, informasi yang diperolehcustomer sangat terbatas.
Customer Relationship Management
Dalam bahasa Indonesia CRM diartikan sebagai Manajemen Hubungan Pelanggan (MHP). Telaah per katanya adalah sebagai berikut:
• Pelanggan atau customer, dalam kamus Bahasa Inggris artinya adalah seseorang yang berulang kali atau secara teratur melakukan pembelian kepada seorang pedagang. Jadi pelanggan adalah orangnya (dalam definisi ini tidak disinggung tentang kepuasan, mahal murahnya pembelian, dan lain-lain).
• Hubungan atau relationship adalah bentuk komunikasi dua arah antara pembeli dan penjual.
• Manajemen artinya pengelolaan (secara luas tanpa perlu menjabarkan detail bagaimana mengelola sesuatu).
Pengembangan definisi CRM lebih lanjut adalah sebagai berikut:
* CRM adalah sebuah istilah industri Teknologi Informasi (TI) untuk metodologi, strategi, perangkat lunak (software) ,dan atau aplikasi berbasis web lainnya yang mampu membantu sebuah perusahaan untuk mengelola hubungannya dengan para pelanggan.
* CRM adalah usaha sebuah perusahaan untuk berkonsentrasi menjaga pelanggan (supaya tidak lari ke pesaing) dengan mengumpulkan segala bentuk interaksi pelanggan baik itu lewat telepon, e-mail, masukan di situs atau hasil pembicaraan dengan staf sales dan marketing.
CRM adalah sebuah strategi bisnis menyeluruh dari suatu perusahaan yang memungkinkan perusahaan tersebut secara efektif bisa mengelola hubungan dengan para pelanggan.

B. Product
Sistem Informasi Product , Mengingat pesatnya perkembangan dalam dunia teknologi informasi yang sudah tidak terbendung lagi, membuat industri bisnis berlomba-lomba memaksimalkan kualitas dari produk mereka dengan membangun Sistem Informasi Product. Layanan On-Line Product Selling Seperti ungkapan futurolog teknologi Nicholas Negroponte; bahwa dunia makin lama makin digital. Hal ini ditengarai oleh pesatnya perkembangan transaksi bisnis dan kegiatan non-bisnis yang makin beralih ke pemanfaatan komputer on-line.
Dipicu oleh perkembangan Internet, makin meningkatnya kemampuan hardware dan software dengan kecepatan tinggi dan penyebaran komputer, makin menyadarkan pelanggan akan berbagai kemudahan yang didapatkan dengan ketersediaan layanan On-Product Selling. Ketersediaan Teknologi dan Dampaknya terhadap produk industri bisnis Perkembangan teknologi telekomunikasi dan informatika mengarah ke konvergensi dan dipicu oleh ketatnya kompetisi, melahirkan berbagai inovasi dan lompatan teknologi Telematika.
Paradigma diatas sangat mempengaruhi pola dan strategi bisnis. Tuntutan keragaman, kemudahan, kecepatan dan harga jasa yang sangat murah semakin cepat mengemuka. Bagi sektor bisnis yang sangat mengutamakan unsur kepercayaan dan efisiensi serta layanan berkualitas, perlu menata ulang bisnisnya dengan mencermati ketersediaan inovasi teknologi serta dampaknya bagi kelangsungan dan pertumbuhan bisnisnya.



BAB IV
Computer in Network World & Network and Communication
A. Compuetr in Network World

                Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer-komputer yang didesain untuk dapat berbagi sumber daya berkomunikasi dan dapat mengakses informasi.] Tujuan dari jaringan komputer adalah agar dapat mencapai tujuannya, setiap bagian dari jaringan komputer dapat meminta dan memberikan layanan. Pihak yang meminta/menerima layanan disebut klien dan yang memberikan/mengirim layanan disebut peladen. Desain ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.
                Fungsi utama jaringan komputer selain untuk mencari informasi adalah untuk komunikasi. Selain jaringan Internet, ada juga jaringan lokal yaitu LAN (Local Area Network) seperti yang terdapat di Universitas Indonesia dengan nama JUITA (Jaringan Universitas Indonesia TerpAdu).
 B. Communication
                Dunia dewasa ini lebih dikuasai oleh mereka yang menguasai informasi (‘The ThirdWave’ - Alvin Toffler, 1991). Negara atau individu yang menguasai informasi akan dapatmembuat kerja dengan lebih produktif, baik, tepat dan membuka inovasi-inovasi baru.Penggunaan internet misalnya telah meningkatkat atau membawa perubahan kepada kemampuan komunikasi manusia dan meningkatkan untuk mendapatkan begitu banyak informasi.

Contoh aplikasi komunikasi data, antara lain :
• Mengeluarkan uang dari mesin ATM di tempat yang jauh dan telebanking
• Pembayaran rekening air, listrik dan telefon (telebanking)
• Pembayaran gaji karyawan
• Internet (surat elektronik/e-mail, informasi/www, pertukaran file/ftp)
• dll


1. Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu
dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi (Astrid).
2. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang
pikiran atau perasaan (Roben.J.G).
3. Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain
(Davis, 1981).
4. Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)
5. Komunikasi adalah penyampaian dan memahami pesan dari satu orang kepada orang lain,
komunikasi merupakan proses sosial (Modul PRT, Lembaga Administrasi). 
               






BAB V
Software, Programming, and Artifical Intelligence
A. Software
Software atau computer software atau perangkat lunak komputer adalah suatu program yang membuat komputer mengerjakan tugas tertentu. Software terdiri dari urutan perintah untuk mengubah status hardware. Perintah-perintah tersebut menjadi penghubung antara data dan perangkat keras. Software dibangun melalui pemrograman, yaitu proses menyusun sekumpulan perintah untuk komputer mengerjakan sesuatu. Kumpulan perintah-perintah tersebut disebut bahasa pemrograman. Perintah yang dapat diterima komputer berupa nilai biner 0 atau 1 saja. Perintah ini tidak mudah untuk disusun oleh orang, karena itu dibuatlah bahasa bahasapemrograman yang lebih mudah dimengerti oleh orang.

Tipe Software
Bahasa-bahasa pemrograman di atas digunakan untuk membangun software lain. Kalau begitu software untuk membangun software? Kenyataannya begitu. Agar tidak membingungkan, secara prakteknya software digolongkan pada beberapa tipe:

1. software sistem/system software: berfungsi untuk mengendalikan dan mendukung sistem komputer dan aktifitas pengolahan informasi. Software sistem memfasilitasi pemrograman, pengujian dan, pencarian-perbaikan kesalahan dari program komputer. Contoh: sistem operasi (Microsoft Window 95-98, Microsoft XP, Novell, Linux, Unix, Macintosh), driver (VGA driver, USB driver, Printer Driver).
2. software pemrograman/ bahasa pemrograman:menyediakan alat untuk membuatsoftware aplikasi. Software pemrograman terdiri dari editor tempat mengetikkan perintah-perintah bahasa pemrograman, compiler, interpreter, debugger dan fasilitas lain yang berbeda dari satu software pemrograman dan yang lainnya.
3. software aplikasi/application software: software yang dibangun untuk menyelesaikan tugas khusus. Aplikasi biasanya digunakan untuk otomasi pada industri, untuk keperluan bisnis, untuk keperluan pendidikan, untuk keperluan kesehatan, untuk pengolahan data pada database dan untuk hiburan. Penggunaan software aplikasi terbesar adalah pada bidang bisnis. Hal lain yang diotomasi pada umumnya menggunakan software aplikasi.

Semua tipe software dibangun dari bahasa pemrograman untuk tujuan yang berbeda, namun demikian setiap software harus dijalankan pada komputer dan dan didukung oleh software sistem yaitu sistem operasi. Tanpa sistem operasi software lain tidak dapat menjalankan fungsinya karena software sistem menjembatani antara hardware dan software lainnya yang dijalankan pada komputer.
Komputer tidak dapat berfungsi jika tidak ada software yang memberinya instruksi untuk melakukan tugas tertentu. Karena itulah saat ini software komputer berkembang sangat cepat untuk berbagai keperluan manusia. Operasi Software dalam Komputer Software dimasukkan ke dalam tempat penyimpanan yang disebut RAM. Kemudian software dijalankan oleh komputer dengan mengirimkan perintah-perintah dari software aplikasi ke hardware melalui software sistem yang menerjemahkan perintah-perintah tadi menjadi bahasa mesin yang dimengerti oleh hardware. Setiap perintah menyebabkan komputer menjalankan perintah seperti memindahkan data, menghitung, menampilkan gambar dan lain-lain. Perintah-perintah tadi mungkin saja dijalankan secara berurutan, atau bergantung kondisi nilai atau beberapa perintah dilakukan berulang-ulang. Dalam setiap bahasa pemrograman jenis-jenis perintah tersebut ada dengan berbagai macam istilah namun serupa fungsinya.

B.  Artifical Intellige
Definisi Kecerdasan Buatan(AI)
· H. A. Simon [1987] : “ Kecerdasan buatan (artificial intelligence) merupakan kawasan penelitian, aplikasi dan instruksi yang terkait dengan pemrograman komputer untuk melakukan sesuatu hal yang -dalam pandangan manusia adalah- cerdas
· Rich and Knight [1991]:
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan sebuah studi tentang bagaimana membuat komputer melakukan hal-hal yang pada saat ini dapat dilakukan lebih baik oleh manusia.
· Encyclopedia Britannica:
Kecerdasan Buatan (AI) merupakan cabang dari ilmu komputer yang dalam merepresentasi pengetahuan lebih banyak menggunakan bentuk simbol-simbol daripada bilangan, dan memproses informasi berdasarkan metode heuristic atau dengan berdasarkan sejumlah aturan

Tujuan dari kecerdasan buatan menurut Winston dan Prendergast [1984]:
1. Membuat mesin menjadi lebih pintar (tujuan utama)
2. Memahami apa itu kecerdasan (tujuan ilmiah)
3. Membuat mesin lebih bermanfaat (tujuan entrepreneurial)

AI dapat dipandang dalam berbagai perspektif.
· Dari perspektif Kecerdasan (Intelligence) AI adalah bagaimana membuat mesin yang “cerdas” dan dapat melakukan hal-hal yang sebelumnya dapat dilakukan oleh manusia
· Dari perspektif bisnis, AI adalah sekelompok alat bantu (tools) yang berdaya guna, dan metodologi yang menggunakan tool-tool tersebut guna menyelesaikan masalah-masalah bisnis.
· Dari perspektif pemrograman (Programming), AI termasuk didalamnya adalah studi tentang pemrograman simbolik, pemecahan masalah, proses pencarian (search)

KONSEP DAN DEFINISI DALAM KECERDASAN BUATAN

TURING TEST – Metode Pengujian Kecerdasan
· Turing Test merupakan sebuah metode pengujian kecerdasan yang dibuat oleh Alan Turing.
· Proses uji ini melibatkan seorang penanya (manusia) dan dua obyek yang ditanyai. Yang satu adalah seorang manusia dan satunya adalah sebuah mesin yang akan diuji.
· Penanya tidak bisa melihat langsung kepada obyek yg ditanyai
· Penanya diminta untuk membedakan mana jawaban komputer dan mana jawaban manusia berdasarkan jawaban kedua obyek tersebut.
· Jika penanya tidak dapat membedakan mana jawaban mesin dan mana jawaban manusia maka Turing berpendapat bahwa mesin yang diuji tersebut dapat diasumsikan CERDAS.




BAB VI
Penutup

A. Kesimpulan

Sistem Informasi  adalah Suatu sistem terintegrasi yang mampu menyediakan informasi yang bermanfaat bagi penggunanya atau Sebuah sistem terintegrasi atau sistem manusia-mesin, untuk menyediakan informasi untuk mendukung  operasi, manajemen dalam suatu organisasi. Sistem ini memanfaatkan perangkat keras dan perangkat lunak komputer, prosedur manual, model manajemen dan basis data. Kesimpulan dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa semu pendukung SI di atas saling berhubungan antara satu sama lain, baik customer dan product, informasi dan data base, computer in network world & network and communication dan juga Software, Programming, and Artifical Intelligence .
Kelompok 5
1.             Arsitektur Aplikasi
A.            Pengertian Arsitektur Aplikasi
Arsitektur aplikasi merupakan suatu desain aplikasi yang terdiri dari komponen-komponen yangsaling berinteraksi satu sama lain.Biasanya juga disebutdengan infrastruktur aplikasi. Carakomunikasi komponen-komponen tersebutmelalui network atau jaringan yang saling terhubung. Terdapat beberapa macam arsitektur aplikasi, di antaranya Stand Alone, ClientServer (Two Tier), dan Three Tier. Selain ketiga arsitektur tersebut, Clustering dan DRC (Disaster Recovery Center) merupakan suatu metode tambahan pada arsitektur aplikasi yanglazim digunakan untuk menjaga availability suatu sistem.
Istilah arsitektur mengacu pada desain sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk suatu sistem ditempatkan dan bagaimana mereka berkomunikasi. Arsitektur terdistribusi – sebuah istilah yang relatif baru untuk menjelaskan arsitektur aplikasi – berarti bahwa pemrosesan dari suatu aplikasi terjadi pada lebih dari satu mesin.
B.            Macam macam arsitektur Aplikasi
1. Standalone (one-tier)
Pada arsitektur ini semua pemrosesan dilakukan pada mainframe. Kode aplikasi, data dan semua komponen sistem ditempatkan dan dijalankan pada host. Seperti terlihat pada gambar 1.1.
Walaupun komputer client dipakai untuk mengakses mainframe, tidak ada pemrosesan yang terjadi pada mesin ini, dan karena mereka “dump-client” atau “dump-terminal”. Tipe model ini, dimana semua pemrosesan terjadi secara terpusat, dikenal sebagai berbasis-host. Sekilas dapat dilihat kesalahan pada model ini. Ada dua masalah pada komputasi berbasis host: Pertama, semua pemrosesan terjadi pada sebuah mesin tunggal, sehingga semakin banyak user yang mengakses host, semakin kewalahan jadinya. Jika sebuah perusahaan memiliki beberapa kantor pusat, user yang dapat mengakses mainframe adalah yang berlokasi pada tempat itu, membiarkan kantor lain tanpa akses ke aplikasi yang ada.
Pada saat itu jaringan sudah ada namun masih dalam tahap bayi, dan umumnya digunakan untuk menghubungkan terminal dump dan mainframe. Internet baru saja dikembangkan oleh pemerintah US dan pada saat itu dikenal sebagai ARPANET. Namun keterbatasan yang dikenakan pada user mainframe dan jaringan telah mulai dihapus.
2. Client/Server (two-tier)
Dalam model client/server, pemrosesan pada sebuah aplikasi terjadi pada client dan server. Client/server adalah tipikal sebuah aplikasi two-tier dengan banyak client dan sebuah server yang dihubungkan melalui sebuah jaringan, seperti terlihat dalam gambar 1.2. Aplikasi ditempatkan pada komputer client dan mesin database dijalankan pada server jarak-jauh. Aplikasi client mengeluarkan permintaan ke database yang mengirimkan kembali data ke client-nya.
Dalam client/server, client-client yang cerdas bertanggung jawab untuk bagian dari aplikasi yang berinteraksi dengan user, termasuk logika bisnis dan komunikasi dengan server database. Tipe-tipe tugas yang terjadi pada client adalah :
·                     Antarmuka pengguna
·                     Interaksi database
·                     Pengambilan dan modifikasi data
·                     Sejumlah aturan bisnis
·                     Penanganan kesalahan


Server database berisi mesin database, termasuk tabel, prosedur tersimpan, dan trigger (yang juga berisi aturan bisnis). Dalam sistem client/server, sebagian besar logika bisnis biasanya diterapkan dalam database. Server database manangani :
·                     Manajemen data
·                     Keamanan
·                     Query, trigger, prosedur tersimpan
·                     Penangan kesalahan
Arsitektur client/server merupakan sebuah langkah maju karena mengurangi beban pemrosesan dari komputer sentral ke komputer client. Ini berarti semakin banyak user bertambah pada aplikasi client/server, kinerja server file tidak akan menurun dengan cepat. Dengan client/server user dair berbagai lokasi dapat mengakses data yang sama dengan sedikit beban pada sebuah mesin tunggal. Namun masih terdapat kelemahan pada model ini. Selain menjalankan tugas-tugas tertentu, kinerja dan skalabilitas merupakan tujuan nyata dari sebagian besar aplikasi. Model client/server memiliki sejumlah keterbatasan :
·                     Kurangnya skalabilitas
·                     Koneksi database dijaga
·                     Tidak ada keterbaharuan kode
·                     Tidak ada tingkat menengah untuk menangani keamanan dan transaksi
Aplikasi-aplikasi berbasis client/server memiliki kekurangan pada skalabilitas. Skalabilitas adalah seberapa besar aplikasi bisa menangani suatu kebutuhan yang meningkat – misalnya, 50 user tambahan yang mengakses aplikasi tersebut. Walaupun model client/server lebih terukur daripada model berbasis host, masih banyak pemrosesan yang terjadi pada server. Dalam model client/server semakin banyak client yang menggunakan suatu aplikasi, semakin banyak beban pada server.
Koneksi database harus dijaga untuk masing-masing client. Koneksi menghabiskan sumber daya server yang berharga dan masing-masing client tambahan diterjemahkan ke dalam satu atau beberapa koneksi. Logika kode tidak bisa didaur ulang karena kode aplikasi ada dalam sebuah pelaksanaan executable monolitik pada client. Ini juga menjadikan modifikasi pada kode sumber sulit. Penyusunan ulang perubahan itu ke semua komputer client juga membuat sakit kepala.
Keamanan dan transaksi juga harus dikodekan sebagai pengganti penanganan oleh COM+/MTS. Bukan berarti model client/server bukanlah merupakan model yang layak bagi aplikasi-aplikasi. Banyak aplikasi yang lebih kecil dengan jumlah user terbatas bekerja sempurna dengan model ini. Kemudahan pengembangan aplikasi client/server turut menjadikannya sebuah solusi menarik bagi perusahaan.
Pengembangan umumnya jauh lebih cepat dengan tipe sistem ini. Siklus pengembangan yang lebih cepat ini tidak hanya menjadikan aplikasi meningkat dan berjalan dengan cepat namun juga lebih hemat biaya.

3. Three-Tier / Multi-Tier
Model three-tier atau multi-tier dikembangkan untuk menjawab keterbatasan pada arsitektur client/server. Dalam model ini, pemrosesan disebarkan di dalam tiga lapisan (atau lebih jika diterapkan arsitektur multitier). Lapisan ketiga dalam arsitektur ini masing-masing menjumlahkan fungsionalitas khusus. Yaitu :
·                     Layanan presentasi (tingkat client)
·                     Layanan bisnis (tingkat menengah)
·                     Layanan data (tingkat sumber data)
Layanan presentasi atau logika antarmuka pengguna ditempatkan pada mesin client. Logika bisnis dikeluarkan dari kode client dan ditempatkan dalam tingkat menengah. Lapisan layanan data berisi server database. Setiap tingkatan dalam model three-tier berada pada komputer tersendiri, seperti pada gambar 1.3
Konsep model three-tier adalah model yang membagi fungsionalitas ke dalam lapisan-lapisan, aplikasiaplikasi mendapatkan skalabilitas, keterbaharuan, dan keamanan.

2. Arsitektur Data
A.                  Pengertian Arsitektur Data
Arsitektur data merupakan satu set artifak terintegrasi yang digunakan untuk mendefenisikan kebutuhan data, mengarahkan integrasi dan kontrol aset data, dan menyelaraskan investasi data dengan strategi bisnis. Arsitektur data juga merupakan kumpulan master cetak biru terintegrasi pada level abstraksi yang berbeda-beda. Arsitektur data mencakup nama data formal, defenisi data komprehensif, struktur data yang efektif, aturan integritas data yang tepat, dan dokumentasi data yang tangguh.
Arsitektur data enterprise merupakan bagian dari arstitektur enterprise yang lebih luas, dimana arsitektur data berintegrasi dengan arsitektur bisnis dan teknologi lain. Arsitektur enterprise mengintegrasikan arsitektur data, proses, organisasi, aplikasi dan teknologi. Arsitektur enterprise membantu organisasi mengelola perubahan dan meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas.
 Arsitektur data enterprise merupakan satu set terintegrasi dari spesifikasi dan dokumen yang mencakup tiga kategori utama yaitu :
1)                   Model data enterprise : merupakan jantung dan nyawa dari arsitektur data enterprise
2)                   Informasi analisa rantai nilai : menyelaraskan data dengan proses bisnis dan juga dengan komponen arsitektur enterprise lain
3)                   Penyerahan arsitektur data yang terkait : mencakup arsitektur basisdata, arsitektur integrasi data, data warehousing/business intelligent architecture, arsitektur konten dokumen, dan arsitektur metadata

B.                  Arsitektur Aplikasi
Arsitektur enterprise merupakan satu set spesifikasi model bisnis dan TI yang merefleksikan integrasi enterprise dan kebutuhan standarisasi. Arsitektur enterprise mendefenisikan konteks integrasi bisnis data, proses, organisasi, teknologi, dan menyelaraskan sumberdaya enterprise dengan tujuan enterprise.Arsitektur enterprise meliputi arsitektur bisnis dan arsitektur sistem informasi. Arsitektur enterprise menyediakan pendekatan sistematis untuk mengelola aset sistem dan informasi serta mengarahkan kebutuhan strategis bisnis. Arsitektur enterprise mendukung pengambilan keputusan strategis dengan membantu mengelola perubahan, menelusuri dampak perubahan organisasi dan bisnis terhadap sistem.
1.                   Arsitektur enterprise mencakup beberapa model dan artifak yang berkaitan :
2.                   Arsitektur informasi : entitas bisnis, relasi, atribut, defenisi dan nilai referensi.
3.                   Arsitektur proses : fungsi, aktivitas, aliran kerja, kejadian, siklus, produk dan prosedur.
4.                   Arsitektur bisnis : tujuan, strategi, aturan, struktur organisasi, lokasi.
5.                   Arsitektur sistem : aplikasi, komponen perangkat lunak, antarmuka, proyek.
6.                   Arsitektur teknologi : jaringan, perangkat keras, platform perangkat lunak, standar, protokol.
7.                   Informasi analisa rantai nilai : memetakan hubungan antara data, proses, bisnis, sistem dan teknologi.
Arsitektur enterprise merupakan pengetahuan khusus tentang aset yang memebrikan beberapa keuntungan. Arsitektur enterprise merupakan tool untuk perencanaan, tata kelola TI dan manajemen portofolio. Beberapa manfaat dari arsitektur enterprise ialah :
1.                   Memungkinkan integrasi data, proses, teknologi dan usaha
2.                   Menyelaraskan sistem informasi dengan strategi bisnis
3.                   Memungkinkan penggunaan dan koordinasi sumberdaya yang lebih efektif
4.                   Mengembangkan komunikasi dan pemahaman dalam organisasi
5.                   Mengurangi biaya pengelolaan infrastruktur TI
6.                   Mengarahkan perbaikan proses bisnis
7.                   Memungkinkan organisasi untuk merespon secara efektif terhadap perubahan peluang pasar dan tantangan industri. Arsitektur enterprise membantu mengevaluasi risiko bisnis, mengelola perubahan, meningkatkan efektivitas dan akuntabilitas bisnis
Manajemen arsitektur data merupakan proses yang mendefenisikan dan mengelola spesifikasi yang :
·                     Menyediakan standar umum tata bahasa bisnis
·                     Menyatakan kebutuhan data strategis
·                     Membuat garis besar desain terintegrasi untuk menentukan kebutuhannya
·                     Menyelaraskan strategi bisnis dengan arsitektur bisnis yang berkaitan
3. Arsitektur Teknologi/Infrastruktur
A. Pengertian Arsitektur/Infrastruktur
Dukungan infrastruktur TI yang baik akan memberikan kontribusi pada percepatan pencapaian tujuan organisasi, sebaliknya jika infrastrukturnya tidak baik justru bisa menghambat pencapaian tujuan. Bahkan lebih dari itu, dengan infrastruktur TI yang baik dapat menjadi key enabler bagi perkembangan organisasi.
Apa itu key enabler dan bagaimana kita menata dan merencanakan infrastruktur TI yang baik butuh pengetahuan yang meliputi:

I. Perencanaan infrastruktur aplikasi perusahaan:
·                     Identifikasi komponen-komponen infrastruktur TI suatu perusahaan dan pembakuannya.
·                     Memadukan kebutuhan strategis organisasi, tren teknologi, dan standar industri (best practices).
·                     Berorientasi pada arsitektur aplikasi perusahaan.
II. Pengelolaan tingkat layanan (service level) TI perusahaan:
·                     Fokus pada daur hidup infrastruktur TI perusahaan.
·                     Aspek-aspek tingkat layanan: kapasitas & skalabilitas, ketersediaan & keandalan, dan keamanan.
·                     Perencanaan dan pengukuran kapasitas infrastruktur.
·                     Prosedur-prosedur pengelolaan infrastruktur berdasarkan best practices.
Tapi sebelum membahas lebih lanjut saya ingin memaparkan terlebih dahulu tentang definisi infrastruktur. Kalau kita mendengar kata infrastruktur apa yang terbayang? Jalan raya, listrik PLN, jembatan, saluran PAM, jaringan kabel Telkom dan segala hal yang sifatnya fisik dan menjadi dasar bagi penggunaan alat alat yang lain diatasnya (suprastruktur).

Ada beberapa karakterisktik umum dari infrastruktur antara lain:
·                     Pemakaiannya lebih luas dibanding struktur diatasnya (yang didukungnya).
·                     Lebih permanen/statis dibanding struktur diatasnya.
·                     Terhubung secara fisik dengan struktur diatasnya.
·                     Sering diperhitungkan sebagai servis/layanan pendukung.
·                     Dimiliki dan dikelola oleh pihak yang berbeda dari struktur yang didukungnya.
Kemudian apa yang dimaksud dengan infrastruktur TI dapat dilihat dari gambar dibawah ini:
 
Jadi infrastruktur TI berjalan diatas infrastruktur publik seperti listrik, gedung dll. Dalam infrastruktur TI dapat dilihat tidak hanya terdiri dari perngakta keras tapi juga terdiri dari perangkat lunak seperti OS, aplikasi middleware dan database.
Kecenderungan infrastruktur semakin hari semakin merambat naik. Semakin banyak komponen perangkat lunak yang menjadi dasar bagi komponen perangkat lunak yang lain untuk dapat bekerja. Contohnya adalah library bahasa pemrograman. Template template design (theme) yang dapat digunakan oleh banyak aplikasi.
B. Infrastruktur Ideal
Ø   Motivasi: key enabler
·                     Teknologi Informasi (TI) adalah key enablerperusahaan untuk merealisasikan strategi bisnisnya.
·                     Strategi bisnis adalah sesuatu yang dinamis: sewaktu-waktu berubah.
·                     TI harus dapat beradaptasi dengan perubahan kebutuhan strategis perusahaan:
1)       Unit bisnis atau layanan baru
2)       Kantor cabang baru
3)       Restrukturisasi organisasi, dsb.
Ø  Motivasi: adaptiveness
·                     Kecepatan mengimplementasikan perubahan adalah persyaratan strategis.
·                     TI harus dibuat fleksibel untuk dapat mengakomodasi perubahan secara cepat dan efisien.
·                     Kunci: infrastruktur TI yang adaptif.
·                     Mengapa infrastruktur?
ü  Infrastruktur dapat menjadi kendala atau membuka peluang inisiatif bisnis.
Adaptiveness dari sebuah infrastruktur TI dapat diukur dari:
·                     Time to Market: kecepatan implementasi layanan baru.
·                     Scalability: mampu mengakomodasi peningkatan penggunaan/beban.
·                     Extensibility: kemudahan menambah komponen baru.
Kemudian ciri dari infrastruktur TI yang adaptif:
·                     Efisien: Dengan tersedianya komponen-komponen yang dapat dimanfaatkan bersama oleh berbagai sistem aplikasi (lama & baru).
·                     Efektif: Dengan komponen-komponen yang mudah dipadukan (interoperable) dan diintegrasikan.
·                     Fleksibel (agile): Dengan komponen-komponen yang mudah dirombak, di-upgrade, atau diganti
Selain ciri di atas dapat dilihat dari:
·                     Minimasi Kompleksitas
ü  Minimasi biaya pengelolaan, termasuk penyediaan SDM.
ü  Strategi: perencanaan komprehensif, arsitektur modular, penyeragaman, menghindari duplikasi.
·                     Maksimasi Utilitas (Value)
ü  Maksimasi return on investment.
ü  Strategi: penggunaan ulang/bersama, penerapan open standards.
Jaman dulu kita kenal kalau aplikasi biasanya monolitik, satu buah source code menangani segala macam fungsi. Ini bukan startegi yang baik sebab pengembangan akan menjadi sulit karena tidak fleksibel. Strategi yan baik dengan memecah aplikasi besar menjadi sistem yang modular perlayanan fungsi. Dengan demikian sistem menjadi lebih adaptif.
Strategi untuk mencapai adaptiveness:
·                     Complexity Partitioning:partisi arsitektur aplikasi ke dalam komponen-komponen yang dapat dikelola secara terpisah (modular).
·                     Reusability: pemanfaatan ulang/silang komponen-komponen infrastruktur oleh berbagai layanan TI perusahaan.
·                     Integration: pemanfaatan teknologi open standard yang memungkinkan integrasi antar komponen-komponen infrastruktur.
Permasalahan yang sering muncul ketika kita akan merencanakan sebuah infrstrusktur TI dalam sebuah organisasi adalah:
·                     Infrastruktur sering tidak terencana dengan baik
ü  Tidak merupakan bagian dari perencanaan strategi bisnis. CEO jarang ikut merencanakan infrstruktur, disinilah peran CIO dibutuhkan.
ü  Juga tidak dilibatkan dalam perancangan aplikasi sejak awal.
ü  Bersifat ad-hoc: sesuai dengan kebutuhan aplikasi-aplikasi baru, tanpa standarisasi.
·                     Hasilnya: infrastruktur dengan kompleksitas tinggi, tidak terfokus, dengan biaya operasi dan pemeliharaan tinggi.
Solusi dari permasalahan ini dapat diuraikan dalam berapa poin:
1.                   Merencanakan infrastruktur secara menyeluruh (holistic)
·                     Mencakup seluruh perusahaan.
·                     Mencakup berbagai tingkatan struktur.
2.                    Juga mempertimbangkan kebutuhan infrastruktur dimasa depan
·                     Mengakomodasi perubahan dan pertumbuhan.
3. Memaksimasi penggunaan ulang dan silang (reuse) komponen infrastruktur (termasuk infrastruktur SDM).
4. Memilih teknologi yang tepat
·                     Menerapkan open-standardsuntuk menjamin interoperabilitas dan kebebasan dari keterikatan pada vendor.
·                     Melihat kesesuaian dengan kebutuhan bisnis dan kesiapan/kemampuan organisasi mengadopsinya.
5. Menerapkan prosedur baku dalam perencanaan dan pengelolaan infrastruktur.
·                     Platform: Kategori komponen-komponen dasar infrastruktur.
·                     Pattern: Struktur sistem aplikasi yang melibatkan platform-platform.
·                     Service: Layanan TI yang menyediakan fungsi-fungsi umum (dapat dipakai bersama).
6. Menggunakan pola-pola tersebut sebagai template dalam perancangan infrastruktur, dengan lebih cepat dan efisien.
·                     Perancangan berbasis pola memudahkan identifikasi komponen yang dapat dipakai bersama
·                     Berdasarkan kesamaan pola antar aplikasi.

·                     Perhatikan bagian atas (stovepipes) dimana tiap tiap aplikasi memiliki infrastrukturnya sendiri sendiri sedangkan yang bagian bawah (pattern-based) semua aplikasi mengunakan infrastruktur yang sama.
Menurut Robertson & Sribar komponen-komponen infrastruktur dapat digolongkan dalam tiga konsep sentral:
Dalam pendekatan pattern-based dapat diidentifikasi beberapa pola aplikasi umum yang dapat digunakan sebagai acuan dalam merancang berbagai aplikasi perusahaan.
C.  Metodologi perencanaan infrastruktur TI.
1. Inventarisasi/pendataan teknologi
o Berdasarkan kategori system layer (lihat gambar diatas):
2. Identifikasi dan pengembangan pattern-pattern (pola) arsitektur
o Konfigurasi-konfigurasi standar yang banyak diterapkan (best practice) untuk berbagai sistem aplikasi.
o Tiap pattern umumnya mempersyarat-kan satu set infrastruktur teknologi.
o Menjadi acuan bagi pengembangan aplikasi atau layanan baru.
3. Identifikasi dan pengembangan infrastruktur service
o Identifikasi fungsi-fungsi sistem yang bersifat umum.
o Jadikan fasilitas penyedia fungsi-fungsi tersebut sebagai service untuk umum.
o Pengalihan tugas/tanggung-jawab pengelolaan fasilitas tsb dari bagian aplikasi ke bagian infrastruktur.
4. Pengelolaan portfolio infrastruktur
o Organisasikan platforms, patterns, dan services dalam suatu portfolio standar perusahaan.
o Sebagai pusat informasi untuk perencanaan (costing, capacity planning, quality assurance).
o Secara periodik dilakukan reviewatas standar-standar yang dipilih, baik dalam jangka panjang (strategic planning) maupun jangka pendek (tactical planning: per-proyek).
5. Pelembagaan perencanaan infrastruktur
o Pembentukan peran Manajer atau Perencana Infrastruktur TI
o Terpisah dari organisasi pelaksana proyek pengembangan aplikasi.
o Memilih dan menetapkan standar-standar infrastruktur TI perusahaan.
o Mengembangkan interface (misal: middleware) bagi penggunaan ulang/silang sumber daya infrastruktur.
6. Pengelolaan infrastruktur sebagai paket-paket solusi.
o Mengkemas layanan-layanan infrastruktur sebagai paket produk
o Lengkap dengan informasi tentang manfaat, kapasitas, persyaratan kinerja (service level), dan costing.
o Memudahkan pihak manajemen bisnis untuk mengevaluasi dan mengambil keputusan tentang investasi infrastruktur.
o Dapat dikembangkan menjadi profit center.
Dengan mengikuti metodologi diatas dalam merencanakan infrastruktur TI menurut Robertson & Sribar bisa diperoleh sebuah infrastruktur yang adaptif dan menjadi aset organisasi yang strategis.
ADM TOGAF adalah hasil dari kontribusi yang berkelanjutan dari sejumlah besar praktisi arsitektur. Ini menggambarkan sebuah metode untuk mengembangkan arsitektur enterprise, dan bentuk inti dari TOGAF. unsur-unsur TOGAF dijelaskan dalam dokumen  serta aktivas  arsitektur yang tersedia, untuk memenuhi bisnis dan  kebutuhan organisasi. It

Kelompok 6
BAB I
PENDAHULUAN
A.                LATAR BELAKANG
pada zaman modern saat ini evaluasi sistem informasi sangat penting dalam pengembangan sistem informasi. Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti, mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan, Evaluasi sistem menurut persepsi pengguna sangat penting, karena merekalah yang seharusnya merasakan kebutuhan dan manfaat dari sistem.

            Persepsi merupakan suatu proses kognitif yang dialami oleh setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik melalui penglihatan, perasaan dan pengalaman. Pengguna merupakan kunci utama berhasil atau tidaknya suatu program diterapkan, karena sebagus apapun program dan sistem yang dijalankan tidaklah akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari pengguna.

Bila pengguna menganggap sistem itu terlalu sulit dan menghambat kerja mereka maka sistem baru tersebut tidak mereka gunakan, dan akhirnya siasialah perencanan dan pengembangan suatu program. Hal ini telah terjadi di berbagai macam organisasi, dimana pihak manajemen telah menghabiskan begitu banyak biaya untuk investasi dan pengembangan suatu sistem baru secara komputerisasi, tetapi akhirnya sistem tidak dapat berjalan, karena tidak adanya dukungan dari para pengguna. Disinilah dapat dilihat betapapentingnya mengetahui keinginan dan pendapat dari segi pengguna.

Evaluasi bemanfaat untuk mengetahui bagaimana implementasi suatu sistem telah dijalankan. Ada banyak evaluasi yang dapat dilakukan terhadap sistem informasi, yaitu Evaluasi praimplementasi, Evaluasi review implementasi, Evaluasi operasional 1, Evaluasi operasional 2, serta Evaluasi operasional 3, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat sistem telah beroperasi lebih dari 5 tahun. Untuk mengetahui keinginan dan pendapat pengguna terhadap Aspek - aspek yang mempengaruhi sistem informasi, maka diperlukan suatu alat evaluasi yang akan ditanyakan kepada pengguna.

B.                                                                                                                 RUMUAN MASALAH
Adapun rumusan masalah dari latar belakang yang telah dibahas diatas meliputi:
1.       Model yang sering di gunakan dalam evaluasi system informasi?
2.      Sebutkan isu-sisu yang berkaitan dengan system informasi !
3.      Sebutkan  lima dimensi moral dalam era informasi sekarang ini !
4.      Sebutkan 6 prinsip etika yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah keputusan!

C.                                                                                                                MAKSUD DAN TUJUAN
Adapun maksud dan tujuan dari pembuatan makalh ini meliputi:
-            Mahasiswa mampu mendeskripsikan tentang  evaluasi system informasi
-            Mahasiswa mampu memahami tentang isu yang berkaitan dengan system informasi
-            Mampu menganalisis tentang etika dalam mengambil keputusan




BAB II
PEMBAHASAN
A.                Model Evaluasi Sistem Informasi
Ada beberapa model yang biasa dan sering digunakan dalam evaluasi sistem informasi, di antaranya adalah:

1.                   Technology Acceptance Model (TAM)
Model ini telah banyak digunakan dalam penelitian sistem informasi untuk mengetahui reaksi pengguna terhadap sistem informasi (Landry et. al., 2006).Metode TAM ini pertama sekali dikenalkan oleh Davis pada tahun 1989.
TAM adalah teori sistem informasi yang membuat model tentang bagaimana pengguna mau menerima dan menggunakan teknologi. Model ini mengusulkan bahwa ketika pengguna ditawarkan untuk menggunakan suatu sistem yang baru, sejumlah faktor mempengaruhi keputusan mereka tentang bagaimana dan kapan akan menggunakan sistem tersebut, khususnya dalam hal: usefulness (pengguna yakin bahwa dengan menggunakan sistem ini akan meningkatkan kinerjanya), ease of use (di mana pengguna yakin bahwa menggunakan sistem ini akan membebaskannya dari kesulitan, dalam artian bahwa sistem ini mudah dalam penggunaannya).
TAM yang memiliki elemen yang kuat tentang perilaku (behavioural), mengasumsikan bahwa ketika seseorang membentuk suatu bagian untuk bertindak, mereka akan bebas untuk bertindak tanpa batasan (gambar 1). Beberapa penelitian telah mereplikasi studi Davis untuk memberi bukti empiris terhadap hubungan yang ada antara usefulness, ease of use dan system use (Furneaux, 2006a).

2.                  . End User Computing (EUC) Satisfaction
Pengukuran terhadap kepuasan telah mempunyai sejarah yang panjang dalam disiplin ilmu sistem informasi.Dalam lingkup end-user computing, sejumlah studi telah dilakukan untuk meng-capture keseluruhan evaluasi di mana pengguna akhir telah menganggap penggunaan dari suatu sistem informasi (misalnya kepuasan) dan juga faktor-faktor yang membentuk kepuasan ini. (Doll et al. 1995 disitasi oleh Chin et al., 2000)
Model evaluasi ini dikembangkan oleh Doll & Torkzadeh. Evaluasi dengan menggunakan model ini lebih menekankan kepuasan (satisfaction) pengguna akhir terhadap aspek teknologi, dengan menilai isi, keakuratan, format, waktu dan kemudahan penggunaan dari sistem. Model ini telah banyak diujicobakan oleh peneliti lain untuk menguji reliabilitasnya dan hasilnya menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna meskipun instrumen ini diterjemahkan dalam berbagai bahasa yang berbeda.

3.                   Task Technology Fit (TTF) Analysis
Inti dari Model Task Technology Fit adalah sebuah konstruk formal yang dikenal sebagai Task-Technology Fit (TTF), yang merupakan kesesuaian dari kapabilitas teknologi untuk kebutuhan tugas dalam pekerjaan yaitu kemampuan teknologi informasi untuk memberikan dukungan terhadap pekerjaan (Goodhue & Thompson 1995, disitasi oleh Dishaw et al., 2002). Model TTF memiliki 4 konstruk kunci yaitu Task Characteristics, Technology Characteristics, yang bersama-sama mempengaruhi konstruk ketiga TTF yang balik mempengaruhi variabel outcome yaitu Performance atau Utilization (Gambar 2). Model TTF menempatkan bahwa teknologi informasi hanya akan digunakan jika fungsi dan manfaatnya tersedia untuk mendukung aktivitas pengguna.
Model evaluasi ini pertama kali dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson pada tahun 1995. Teori ini berpegang bahwa teknologi informasi memiliki dampak positif terhadap kinerja individu dan dapat digunakan jika kemampuan teknologi informasi cocok dengan tugas-tugas yang harus dihasilkan oleh pengguna (Furneaux, 2006b).


4.                   Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model
Yusof et al. (2006) memberikan suatu kerangka baru yang dapat digunakan untuk melakukan evaluasi sistem informasi yang disebut Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model.Model ini menempatkan komponen penting dalam sistem informasi yakni Manusia (Human), Organisasi (Organization) dan Teknologi (Technology).dan kesesuaian hubungan di antaranya.
Komponen Manusia (Human) menilai sistem informasi dari sisi penggunaan sistem (system use) pada frekwensi dan luasnya fungsi dan penyelidikan sistem informasi.System use juga berhubungan dengan siapa yang menggunakan (who use it), tingkat penggunanya (level of user), pelatihan, pengetahuan, harapan dan sikap menerima (acceptance) atau menolak (resistance) sistem. Komponen ini juga menilai sistem dari aspek kepuasan pengguna (user satisfaction).Kepuasan pengguna adalah keseluruhan evaluasi dari pengalaman pengguna dalam menggunakan sistem informasi dan dampak potensial dari sistem informasi.User satisfaction dapat dihubungkan dengan persepsi manfaat (usefulness) dan sikap pengguna terhadap sistem informasi yang dipengaruhi oleh karakteristik personal.
Komponen Organisasi menilai sistem dari aspek struktur organisasi dan lingkunganB organisasi. Struktur organisasi terdiri dari tipe, kultur, politik, hierarki, perencanaan dan pengendalian sistem, strategi , manajemen dan komunikasi. Kepemimpinan, dukungan dari top manajemen dan dukungan staf merupakan bagian yang penting dalam mengukur keberhasilan sistem. Sedangkan lingkungan organisasi terdiri dari sumber pembiayaan, pemerintahan, politik, kompetisi, hubungan interorganisasional dan komunikasi.
Komponen teknologi terdiri dari kualitas sistem (system quality), kualitas informasi (information quality) dan kualitas layanan (service quality).Kualitas sistem dalam sistem informasi di institusi pelayanan kesehatan menyangkut keterkaitan fitur dalam sistem termasuk performa sistem dan user interface.Kemudahan penggunaan (ease of use), kemudahan untuk dipelajari (ease of learning), response time, usefulness, ketersediaan, fleksibilitas, dan sekuritas merupakan variabel atau faktor yang dapat dinilai dari kualitas sistem.Kualitas informasi berfokus pada informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi termasuk rekam medis pasien, laporan dan peresepan. Kriteria yang dapat digunakan untuk menilai kualitas informasi antara lain adalah kelengkapan, keakuratan, ketepatan waktu, ketersediaan, relevansi, konsistensi, dan data entry. Sedangkan kualitas layanan berfokus pada keseluruhan dukungan yang diterima oleh service provider sistem atau teknologi.Service quality dapat dinilai dengan kecepatan respon, jaminan, empati dan tindak lanjut layanan.

B.                 Isu-isu Sistem Informasi
Memperbaiki efektivitas pengembangan perangkat lunak
Ø  Melakukan hal yang benar saat pengembangan perangkat lunak
Membangun infrastruktur teknologi informasi yang lebih peka dan responsif
Ø  Sesuai dengan teknologi dan realistis
Menambah pemahaman aturan sistem informasi dan kontribusinya (kegunaannya)
Ø  Dengan banyak melakukan studi literatur dan lapangan
Membuat pemakaian sumber data lebih efektif
Ø  Melakukan riset permasalahan sumber data dapat teratasi
Mengembangkan dan mengimplementasikan arsitektur informasi
Ø  Arsitektur informasi yang sesuai dengan kebutuhan dan dapat terus dikembangkan dan digunakan
Menyelaraskan antara organisasi sistem informasi dalam enterprise
Ø  Menyelaraskan fungsi-fungsi sistem informasi sehingga dapat bekerja sama satu sama lain dalam sebuah sistem informasi enterprise-nya
Memperbaiki strategi perencanaan sistem informasi
Ø  Agar semua resiko dapat dihindari
Menggunakan sistem informasi untuk keuntungan yang kompetitif (misal dalam bidang manajemen organisasi)
Ø  Agar tetap dapat bertahan dalam kondisi persaingan
Memfasilitasi dan mengatur komputerisasi end-user
Ø  Agar semua proses tidak dilakukan secara manual, misalnya dengan mengadakan latihan
Mengelola aplikasi yang telah ada
Ø  Agar tidak selalu membuat aplikasi baru

C.           ISU SOSIAL DAN ETIKA DALAM SISTEM INFORMASI

Pertumbuhan ekonomi yang terjadi umumnya pada negara-negara berkembang yang tingkat pertumbuhan ekonominya mencapai angka 6 persen seperti di Indonesia juga ikut berpengaruh terhadap perkembangan sistem informasi dalam suatu negara. Peranan sistem informasi merupakan hak absolut dari suatu sistem yang diciptakan. Namun sistem informasi juga dibatasi oleh etika dan moralitas dalam menggunakan sistem informasi sehingga hak-hak privasi orang lain dapat terjaga.
Seringkali para manajer yang melakukan pelanggaran dalam suatu proses bisnis selalu dihadapakan ke meja hijau untuk mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan. Dan pada kebanyakan kasus semua itu adalah kasus perdata. Karena banyak yang menggunakan sistem informasi untuk suatu tindak kejahatan. Sehingga diperlukan suatu etika dimana sistem informasi yang berkembang pesat digunakan untuk jalan kebaikan.
Etika (Ethic) merupakan sebuah prinsip benar atau salah yang digunakan seseorang, yang bertindak sebagai pelaku moral yang bebas, untuk membuat keputusan untuk mengarahkan perilakunya. Isu etika mengharuskan individu untuk memilih suatu tindakan dan seringkali isu-isu etika ini muncul pada saat terjadinya kebingungan dalam menentukan sikap. Dan isu sosial lahir dari adanya isu etika yang berkembang dalam masyarakat dimana masyarakat mengharapkan individu melakukan suatu hal yang benar. Dan isu politis menjadi aspek yang ikut bermain di tengah konflik sosial dan masalah sosial dalam suatu masyarakat dan juga penggunaan aspek hukum dalam mengambil tindakan yang benar.
Ada lima dimensi moral dalam era informasi sekarang ini yaitu :
  1. Hak dan kewajiban informasi yaitu hak informasi untuk individu maupun organisasi dan juga kewajiban individu maupun organisasi dalam informasi. Dalam hal ini diatur sejauh mana hak dan kewajiban seorang individu maupun organisasi dalam memperoleh informasi dan apa saja kewajiban mereka terhadap informasi.
  2. Kepemilikan hak dan kewajiban yaitu bagaimana hak-hak yang dimiliki individu maupun organisasi dapat dilindungi dalam sebuah lingkup kehidupan digital seperti sekarang ini. Seperti perlindungan terhadap hak kekayaan intelektual dan juga hak paten dan lain sebagainya. Dimensi moral yang kedua ini menekankan bahwa dalam zaman yang serba canggih ini bagaimana hak-hak pribadi ini bisa terlindungi.
  3. Akuntabilitas dan pengendalian yaitu bagaimana mengendalikan sistem informasi terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dan juga akuntabilitas dalam penggunaan informasi.
  4. Kualitas sistem yaitu standar kualitas sistem yang harus dipenuhi untuk melindungi hak-hak pribadi dan masyarakat serta menjaga agar informasi maupun privasi masyarakat tetap terjaga.
  5. Kualitas hidup yaitu nilai-nilai yang harus terus dijaga dan dilindungi oleh arus informasi. Sehingga informasi juga harus mengetahui kualitas apa saja yang harus dipertahankan.
Tren perkembangan sistem informasi menyebabkan banyak perusahaan-perusahaan besar menggunakan sistem informasi dalam mengetahui pelanggan maupun pelanggan potensial. Perusahaan menganalisis data-data pelanggan untuk memperbaiki kinerja yang baik dan mencapai keunggulan kompetitif demi meraih laba yang maksimal. Proses penggabungan banyak data dari berbagai sumber tentang informasi seseorang sering disebut dengan Profiling. Seperti informasi pribadi yang ada di google mampu dianalisis oleh orang lain maupun perusahaan untuk memperoleh data terperinci tentang individu.
Dan menurut pendapat saya, pihak perbankan juga bisa melakukan profiling dalam memberikan pinjaman kredit atau pihak pemerintahan (Governance) dalam proses tender yang akan dilakukan. Dengan data dan track record yang diperoleh maka akan ada suatu keputusan yang baik. Sehingga saya merasa bahwa sistem informasi seperti profiling ini memberikan data dan profil yang mendetil yang mampu digunakan untuk pembuatan keputusan (Making Decisions). Malah di negara-negara maju, pemerintah telah menggunakan Nonobvious relationship awareness (NORA) yang mampu memberi kapasitas dan informasi yang lebih jelas dari profiling.
NORA mampu mendeteksi catatan telepon, mencatat insiden dan track record dan juga sistem transaksi pelanggan. NORA menggabbungkan semua itu dan memberikan analisis tersebut kepada manajer yang berwenang sehingga manajer mampu melakukan tindakan-tindakan preventif dalam menjaga organisasi maupun pemerintahan.
Ada beberapa konsep dasar tentang etika. Dimana dalam masyarakat informasi etika harus mampu memiliki Tanggung jawab (Responsibility), akuntabilitas (Accountability) dan Liabilitas (Liability). Saya hanya akan menjabarkan tentang Liabilitas karena saya yakin anda sudah sangat familiar dengan akuntabilitas dan tanggung jawab. Liabilitas adalah ciri-ciri sistem politis dimana suatu badan hukum memberikan suatu keputusan yang memberi izin kepada individu untuk mengganti kerugian dari informasi baik itu individu maupun sistem.
Ada 6 prinsip etika yang dapat digunakan untuk mengambil sebuah keputusan yaitu :
  1. Perlakukan orang lain seperti apa yang Anda harapkan dari orang lain (Golden Rule).
  2. Jika sebuah tindakan tidak baik untuk dilakukan oleh semua orang, tindakan itu tidak baik untuk dilakukan oleh siapapun juga (Immanuel Kant Categorical Imperative).
  3. Jika sebuah tindakan tidak tepat dilakukan berulang-ulang, tindakan ini tidak tepat diambil (Descartes Rule of Change).
  4. Ambil tindakan yang dapat mencapai sebuah nilai yang lebih besar atau luhur (Utilitarian Principle).
  5. Ambil sebuah tindakan yang menghasilkan potensi bahaya atau biaya yang paling sedikit (Risk Aversion Principle).
  6. Asumsikan bahwa sebenarnya semua objek nyata dan tidak nyata dimiliki oleh seseorang kecuali jika ada pertanyaan khusus yang lain (Ethical “No free lunch” Rule). Yaitu seseorang yang telah membuat suatu hasil yang bermanfaat pasti menginginkan kompensasi.
Prinsip tersebut harus digunakan dengan menggabungkan analisis etika sebagai pedoman dalam membuat keputusan.
Banyak pihak yang bergerak dalam teknologi mencoba untuk membentuk komunitas dan peraturan yang menjaga hak-hak orang lain yaitu American Medical Association (AMA), Association in Information Technology Professionals (AITP). Kelompok mencoba memprakarsai semua pihak menjaga profesionalitas dalam menggunakan informasi dan juga menjaga hak-hak orang lain.
Dimensi moral dari informasi di tengah arus global yang semakin berkembang membuat isu-isu etika menjadi suatu isu yang sangat prinsipil dalam arus teknologi informasi. Privasi adalah klaim individu untuk dibiarkan sendiri, bebas dari pengawasan atau intervensi dari pihak lain. Di Amerika Klaim terhadap Privasi dilindungi undang-undang yang biasa disebut dengan “Fair Information Practices” yaitu kumpulan prinsip yang mengatur pengumpulan dan penggunaan data individu. Sedangkan di Eropa setiap pihak yang akan mengakses data orang lain harus mempunyai izin dari pemilik data (Informed Consent).
Teknologi internet yang semakin berkembang juga memberikan dampak terhadap klaim privasi dimana sistem jaringan tersebut membuat setiap orang dengan mudah dapat menganalis dan mengetahui tentang data orang lain. Cookie misalnya adalah salah satu file kecil dimana mampu menyimpan data pengunjung suatu web. Ada juga Web Bug yang merupakan file grafis dalam suatu email yang mendeteksi perilaku online. Ada juga Spyware yang tersimpan dalam komputer pengguna dan mampu memberikan informasi tentang apa yang dilakukan oleh pengguna.
Rahasia dagang (trade secret), hak paten dan hak intelektual merupakan hak pribadi maupun organisasi yang harus dilindungi. Sehingga ada undang-undang Hak Cipta Milenium Digital (DMCA) yaitu suatu undang-undang yang mengatur tentang penjualan melalui internet yang legal tanpa melanggar hak cipta maupun hak paten.
Banyak pihak yang menyalahgunakan internet dan informasi untuk sesuatu yang bersifat kriminal (Computer Crime) seperti merusak jaringan orang lain, menciptakan virus dan melakukan penipuan melalui jaringan online seperti pembobolan kartu kredit dan lain-lain. Ada juga yang melakukan penyalahgunaan komputer (Computer Abuse) seperti mengirimkan Spam atau email sampah. Biasanya spam ini berupa promosi produk atau hal-hal yang tidak disukai pelanggan. Tapi umumnya beberapa server email melakukan blok terhadap spam ini kecuali pelanggan menonaktifkan perangkat pengamanan terhadap Spam.
Dalam perkembangannya informasi memiliki jurang digital (Digital Divide) dimana adanya celah atau gap antara orang-orang yang memiliki fasilitas modern dan yang masih tradisional. Sehingga ada celah yang terjadi dalam pengetahuan terhadap fasilitas digital yang terus berkembang. Dan ini merupakan masalah besar jika tidak dipikirkan suatu cara untuk meminimalisir celah tersebut.
Dalam penggunaan komputer ada beberapa resiko kesehatan yang terjadi sehingga ini menjadi suatu isu sosial yang harus ditangani. Seperti cedera stres yang berulang dan juga sindrom penglihatan komputer. Kedua resiko kesehatan ini merupakan isu sosial yang harus diperhatikan dalam menciptakan sebuah komputer. Sehingga untuk kedepan masyarakat akan mendapatkan suatu produk yang mampu membuat mereka terus sehat atau dalam kata lain saya menyebutnya dengan “Komputer Sehat”.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa informasi dan teknologi informasi yang terus berkembang juga harus memperhatikan etika, moralitas dan isu-isu sosial sebagai bagian dalam menjaga dan melindungi hak-hak asasi orang lain sehingga teknologi yang dikembangkan menjadi suatu perkembangan yang positif bukan sebagai perkembangan yang negatif. Dan juga sistem informasi ini harus dinaungi dengan undang-undang sebagai pengatur setiap kegiatan informasi agar selalu mampu berada dalam koridor yang tepat yang mampu memajukan dunia.



D.                Suatu sistem mempunyai karakteristik atau sifat-sifat tertentu, yaitu :
  1. Komponen-komponen
      Komponen sistem atau elemen sistem dapat berupa :
Ø    Elemen-elemen yang lebih kecil yang disebut sub sistem, misalkan sistem komputer terdiri dari sub sistem perangkat keras, perangkat lunak dan manusia.
Ø    Elemen-elemen yang lebih besar yang disebut supra sistem. Misalkan bila perangkat keras adalah sistem yang memiliki sub sistem CPU, perangkat I/O dan memori, maka supra sistem perangkat keras adalah sistem komputer.
  1. Batas sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya.Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan.Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup dari sistem tersebut.
  1. Lingkungan luar sistem
Lingkungan dari sistem adalah apapun di luar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.Lingkungan luar sistem dapat bersifat menguntungkan dan dapat juga bersifat merugikan sistem tersebut.lingkungan luar yang mengutungkan merupakan energi dari sistem dan dengan demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedang lingkungan luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan, kalau tidak akan mengganggu kelangsungan hidup dari sistem .
  1.  Penghubung
Penghubung merupakan media perantara antar subsistem.Melalui penghubung ini memungkinkan sumber-sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Output dari satu subsistem akan menjadi input untuk subsistem yang lainnya dengan melalui penghubung. Dengan penghubung satu subsistem dapat berinteraksi dengan subsistem yang lainnya membentuk satu kesatuan.
  1. Masukkan
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa maintenance input dan sinyal input. Maintenance input adalah energi yang dimasukkan supaya sistem tersebut dapat beroperasi. Sinyal input adalah energi yang diproses untuk didapatkan keluaran.
  1. Keluaran
Keluaran adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain atau kepada supra sistem.
  1.  Pengolah
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu sendiri sebagai pengolahnya. Pengolah yang akan merubah masukan menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan bahan-bahan yang lain menjadi keluaran berupa barang jadi.
  1. Sasaran atau tujuan
Suatu sistem pasti mempunyai tujuan atau sasaran. Kalau suatu sistem tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu sistem dikatakan berhasil bila mengenai sasaran atau tujuannya.

E.                 Keamanan Sistem Informasi
Ø  Keamanan merupakan factor penting yang perlu diperhatikan dalam pengoperasian system informasi
Ø  Tujuannya adalah untuk mencegah ancaman terhadap system serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat segala kerusakan sistem.
Ø  Ancaman terhadap system informasi dapat dibagi menjadi dua macam: ancaman aktif dan ancaman pasif
Ø  Ancaman aktif mencakup kecurangan dan kejahatan terhadap komputer
Ø  Ancaman pasif mencakup kegagalansistem, kesalahanmanusia, dan bencana alam
Ø  Metode yang umum digunakan oleh orang dalam melakukan penetrasi terhadap system berbasis computer ada 6 macam (Bodnardan Hopwood, 1993), yaitu:
1.      Pemanipulasian masukan
2.      Penggantian program
3.      Penggantian berkas secara langsung
4.      Pencurian data
5.      Sabotase
6.      Penyalahgunaan dan pencurian sumber daya komputasi.
Ø  Berbagai teknik yang digunakan untuk melakukan hacking :
1.                            Denial of Service
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membuat permintaan yang sangat banyak terhadap suatu situs sehingga system menjadi macet dan kemudian dengan mencari kelemahan pada system si pelaku melakukan serangan terhadap sistem.
2.                            Sniffer
Teknik ini diimplementasikan dengan membuat program yang dapat melacak paket data seseorang ketika paket tersebut melintasi Internet, menangkap password atau menangkap isinya.
3.   Spoofing
Melakukan pemalsuan alamat e-mail atau Web dengan tujuan untuk menjebak pemakai agar memasukkan informasi yang penting seperti password atau nomor kartu kredit
Ø  Penggunaan Kode yang Jahat:
1.      Virus
2.      Cacing (worm)
3.      Bom waktu
4.      Kuda Trojan

Ø  Pengendalian Sistem Informasi
Untuk menjaga keamanan system informasi diperlukan pengendalian terhadap system informasi yaitu melipouti
1.      Kontrol administratif
2.      Kontrol pengembangan dan pemeliharaan sistem
3.      Kontrol operasi
4.      Proteksi terhadap pusat data secara fisik
5.      Kontrol perangkat keras
6.      Kontrol terhadap akses komputer
7.      Kontrol terhadap akses informasi
8.      Kontrol terhadap perlindungan terakhir
9.      Kontrol aplikasi
1. Kontrol Administratif  
Ø  Mempublikasikan kebijakan kontrol yang membuat semua pengendalian system informasi dapat dilaksanakan dengan jelas dan serius oleh semua pihak dalam organisasi
Ø  Prosedur yang bersifat formal dan standar pengoperasian disosialisasikan dan dilaksanakan dengan tegas. Termasuk dalam hal ini adalah proses pengembangan sistem, prosedur untuk backup, pemulihan data, dan manajemen pengarsipan data
Ø  Perekrutan pegawai secara berhati-hati, yang diikuti dengan orientasi, pembinaan, dan pelatihan yang diperlukan
Ø  Supervisi terhadap para pegawai. Termasuk pula cara melakukan control kalau pegawai melakukan penyimpangan terhadap yang diharapkan
Ø  Pemisahan tugas-tugas dalam pekerjaan, dengan tujuan agar tak seorangpun yang dapat menguasai suatu proses yang lengkap. Sebagai contoh, seorang pemrogram harus diusahakan tidak mempunyai akses terhadap data produksi (operasional) agar tidak memberikan kesempatan untuk melakukan kecurangan
Ø  Melibatkan Auditor sistem, dari masa pengembangan hingga pemeliharaan sistem, untuk memastikan bahwa system benar-benar terkendali, termasuk dalam hal otorisasi pemakai sistem
Ø  Aplikasi dilengkapi dengan audit trail sehingga kronologi transaksi mudah untuk ditelusuri
2. Kontrol Operasi
Ø  Tujuan agar system beroperasi sesuai dengan yang diharapkan
Ø  Termasuk dalam hal ini:
1.      Pembatasan akses terhadap pusat data
2.      Kontrol terhadap personel pengoperasi
3.      Kontrol terhadap peralatan (terhadap kegagalan)
4.      Kontrol terhadap penyimpan arsip
5.      Pengendalian terhadap virus
3                                                      Perlindungan Fisik terhadap Pusat Data
Ø  Faktor lingkungan yang menyangkut suhu, kebersihan, kelembaban udara, bahaya banjir, dan keamanan fisik ruangan perlu diperhatikan dengan benar
Ø  Untuk mengantisipasi kegagalan sumber daya listrik, biasa digunakan UPS dan mungkin juga penyediaan generator
4.                            Kontrol Perangkat Keras
Ø  Untuk mengantisipasi kegagalan system komputer, terkadang organisasi menerapkan system komputer yang berbasis fault-tolerant (toleran terhadap kegagalan)
Ø  Toleransi terhadap kegagalan pada penyimpan eksternal antara lain dilakukan melalui disk mirror ingat audisk shadowing, yang menggunakan teknik dengan menulis seluruh data kedua disk secara paralel
5.                            Kontrol Akses terhadap Sistem Komputer
Ø  Setiap pemakai system diberiotorisasi yang berbeda-beda
Ø  Setiap pemakai dilengkapi dengan nama pemakai dan password
Ø  Penggunaan teknologi yang lebih canggih menggunakan sifat-sifat biologis manusia yang bersifatunik, seperti sidik jari dan retina mata, sebagai kunci untuk mengakses system

6.                            Kontrol terhadap Akses Informasi
Ø  Penggunaan enkripsi
7.                            Kontrol terhadap Bencana
Ø  Rencana darurat (emergency plan) menentukan tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh para pegawai manakala bencana terjadi
Ø  Rencana cadangan (backup plan) menentukan bagaimana pemrosesan informasi akan dilaksanakan selama masa darurat.
Ø  Rencana pemulihan (recovery plan) menentukan bagaimana pemrosesan akan dikembalikan kekeadaan seperti aslinya secara lengkap, termasuk mencakup tanggungjawab masing-masing personil
Ø  Rencana pengujian (test plan) menentukan bagaimana komponen-komponen dalam rencana pemulihan akan diuji atau disimulasikan
8.                            Kontrol terhadap Perlindungan Terakhir
Ø  Rencana pemulihan dari bencana
Ø  Asuransi
9.                            Kontrol Aplikasi
Ø  Masukan
Ø  Keluaran
Ø  Pemrosesan
Ø  Basis data
Ø  Telekomunikasi


F.                 ETIKA PENGGUNAAN KOMPUTER
Ada banyak bentuk sistem hukum yang berlaku di dunia dan memiliki bentuk yang berbeda dalam menghadirkan fakta, aturan dan hak tertuduh.Undang-undang yang berhubungan dengan penggunaan komputer secara etis adalah hak milik intelektual serta perilaku kriminal.s
Konsep hukum properti intelektual telah didasarkan pada pengenalan hak-hak dasar properti intelektual dan kebijakan yang mendorong penciptaan karya dengan mengakui hak tertentu pembuatnya.Dalam wilayah teknologi informasi, konsep ini penting sekali terutama bagi perlindungan program komputer dan topografi semi konduktor.
Intelektual properti meliputi:

1. Hak Paten
Memberikan pemilik paten hak hukum yang dilaksanakan untuk mengeluarkan orang lain dari praktek penemuan yang memiliki paten untuk periode waktu tertentu. Hukum paten melindungi penemuan dan proses (kegunaan paten). Hak paten diberikan untuk melindungi hak penemu suatu alat fisik.
Paten merupakan bentuk perlindungan terhadap kekayaan intelektual yang paling sulit didapatkan karena hanya akan diberikan pada penemuan-penemuan inovatif dan sangat berguna. Hukum paten memberikan perlindungan selama 20 tahun.

2. Copyright
Melindungi “pekerjaan orisinil kepengarangan”, melindungi hak penulis untuk mengontrol reproduksi, adaptasi, distribusi publik, kinerja karya orisinil ini dapat diaplikasikan ke software dan database. Hal yang harus dipertimbangkan dari sudut hukum ketika menentukan apakah perkecualian pada perlindungan hak cipta diizinkan :
  • Tujuan dan sifat penggunaan, mencakup apakah penggunaan itu untuk komersial atau untuk tujuan pendidikan nonprofit
  • Sifat karya berhak-cipta
  • Jumlah dan substansi bagian yang digunakan dalam hubungannya dengan karya berhak-cipta sebagai suatu keseluruhan
  • Efek penggunaan terhadap pasar potensial atau nilai dari karya berhak-cipta.
Jika pengarang karya cetak ingin membuat penjelasan bahwa mereka mempunyai hak cipta, maka mereka harus mencantumkan peringatan. Peringatan hak cipta memasukkan lambing © atau kata Hak Cipta, tahun, dan nama pemilik hak cipta. Hak cipta dimaksudkan untuk melindungi karya cipta selama umur hidup seniman atau pengarang.
Karya cipta yang berada dalam domain publik tidak berhak-cipta dan dapat disalin dan disebarkan dengan bebas.Semua karya cipta yang dibuat oleh pemerintah pusat berada dalam domain publik.Karya cipta dapat berada dalam domain publik jika hak ciptanya telah berakhir/kadaluarsa.Hak cipta berakhir setelah 95 tahun.
Sedangkan freeware adalah jenis perangkat lunak yang dimiliki oleh seorang pemilik perangkat lunak berhak-cipta tidak menarik biaya penggunaan.Maksudnya freeware dapat dicopy dan dibagi-bagikan, tetapi tidak boleh direvisi atau dijual ke pihak ketiga.

3. Trade Secret (Rahasia Perdagangan)
Mengamankan dan memelihara kerahasiaan teknis pemilik atau informasi yang berkaitan dengan bisnis yang cukup terlindungi dari penyingkapan oleh pemilik.Akibat wajar terhadap definisi ini adalah bahwa pemiliknya telah menginvestasikan sumber daya untuk mengembangkan informasi ini, hal ini berharga bagi bisnis pemiliknya, yang berharga bagi pesaing, dan tidak nyata.

4. Trademark
Menyusun kata, nama, simbol, warna, suara, produk, bentuk, device, atau kombinasi ini yang akan digunakan untuk mengidentifikasi produk dan untuk membedakannya dari yang dibuat atau dijual yang lain. Jika seseorangmengklaim bahwa nama atau symbol adalah sebuah merek dagang, mereka mencantumkan singkatan TM. Jika merek dagang secara resmi dikenali dan diregistrasi oleh U.S. Patent and Trademark Office maka nama atau symbol tersebut mempunyai symbol ®. Mencoba menarik keuntungan dari merek dagang orang lain disebut cybersquatting praktik ini dinyatakan tidak sah oleh Anticybersquatting Consumer pada tahun 1999.
Komputer dapat dilibatkan dalam berbagai jenis perilaku tidak sah, seperti penipuan dan pencurian yang telah ada selama beberapa waktu, tetapi kekuatan komputer, koneksi internetnya, dan anonimitas pengguna telah memberikan piranti baru bagi para penjahat.Kemampuan kompter dan anonimitas pengguna dapat mendorong orang-orang untuk melanggar hukum demi melakukan tindakan illegal.Komunikasi pada internet dapat muncul anonim. Dimana para pengguna dapat memilih untuk menggunakan nama palsu ketika mereka berinteraksi di internet. Anonimitas seperti ini dapat mendorong kepada perilaku kriminal seperti cyberstalking atau cybersmearing.Cyberstalking meliputi penggunaan internet, e-mail, dan chat rooms untuk menggangu seseorang.Cybersmearing adalah penyebaran informasi yang salah yang digunakan untuk merusak reputasi seseorang atau perusahaan.
Komputer juga sangat baik untuk membuat salinan digital berkualitas tinggi dan berbagi salinan tersebut secara elektronis.Praktik seperti ini mempermudah pelanggaran terhadap undang-undang hak cipta dan perjanjian lisensi.Prospek mendapatkan music gratis, video, dan perangkat lunak tanpa membayar loyalty kepada pengarang dan artis merupakan hal menarik bagi banyak orang.Perilaku seperti ini disebut pembajakan perangkat lunak.Perilaku kriminal yang melibatkan penggunaan komputer dapat mudah dilakukan dan sulit untuk penegak hukum untuk mendeteksi hal tersebut.Perilaku tersebut tetap illegal dan tidak etis.
Undang-undang pertama mengenai kejahatan komputer yang komprehensif adalah penggelapan komputer dan tindakan penyalahgunaan tahun1986.Undang-undang tersebut merepresentasikan penulisan undang-undang tahun 1984 yang lengkap yang memecahkan permasalahan kejahatan komputer.
Undang-undang kejahatan pidana untuk enam tipe aktivitas komputer :
  1. Akses yang tidak terotorisasi terhadap sebuah komputer untuk memperoleh informasi nasional yang rahasia dengan maksud untuk merugikan US atau menguntungkan bangsa asing
  1. Akses yang tidak terotorisasi dari sebuah komputer untuk memperoleh informasi keuangan atau kredit yang dilindungi
  2. Akses tidak terotorisasi terhadap komputer yang digunakan pemerintah federal
  3. Akses tidak terotorisasi antar negara bagian atau asing dari sebuah sistem komputer dengan maksud menipu
  4. Akses sistem komputer yang tidak terotorisasi antara negara bagian atau asing yang menciptakan kerusakan hingga $1000
  5. Jual-beli dengan curang menggunakan password komputer yang mempengaruhi perdagangan antara negara bagian.
Sejalan dengan perkembangan teknologi, kejahatan dalam dunia teknologi informasi dan komunikasi (TIK) juga berkembang sangat cepat. Kita tidak akan mungkin dapat menuntaskan semua potensi kejahatan TIK tersebut sekaligus. Namun ada langkah-langkah reaktif maupun preventif yang dapat dilaksanakan guna mengatasi permasalahan tersebut.Salah satunya melalui penegakan hukum dunia maya (cyberlaw).Oleh karena itu pemerintah memberikan perhatian serius terhadap masalah keamanan informasi.Department Kominfo telah membentuk ID SIRTI (Indonesian Security Incident Response Team on Information Infrastructure), POLRI juga membentuk Cyber Task Force Center.
RUU ITE yang telah lama ditunggu-tunggu kehadirannya, disetujui pemerintah dan DPR dalam rapat paripurna di gedung DPR/MPR, Selasa (25/3).Dari pemerintah, rapat dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika, Moh Nuh, dan Menteri Hukum dan HAM, Andi Matalatta.
Pasal 27
Denda Rp 1 miliar dan enam tahun penjara bagi orang yang membuat, mendistribusikan, mentransmisikan, materi yang melanggar kesusilaan, judi, menghina dan mencemari nama baik, memeras dan mengancam.
Pasal 28
Denda Rp 1 miliar dan enam tahun penjara bagi orang yang menyebarkan berita bohong dan menyesatkan, sehingga merugikan konsumen transaksi elektronik dan menimbulkan kebencian dan permusuhan antarkelompok.
Pasal 30
Denda Rp 800 juta dan penjara 10 tahun bagi orang yang menyadap informasi elektronik atau dokumen elektronik di komputer atau sistem elektronik –mengubah maupun tidak dokumen itu.
Pasal 32
Denda Rp 2-5 miliar dan penjara 8-10 tahun bagi orang yang mengubah, merusak, memindahkan, dan menyembunyikan informasi atau dokumen elektronik.
Pasal 34
Denda Rp 10 miliar dan penjara 10 tahun bagi orang yang memproduksi, menjual, mengimpor, mendistribusikan, atau memiliki perangkat keras dan lunak sebagaimana di Pasal 27-34
Kode etik merupakan salah satu kontrol bagi penyalahgunaan komputer, tetapi bergantung sepenuhnya hanya dari kode etik bukan merupakan tindakan yang bijaksana, karena kode etik ternyata hanya berpengaruh bagi mereka dengan rasa tanggung-jawab yang tinggi.Agar dapat menerapkan dengan efektif, dukungan dari berbagai pihak sangat diperlukan karena sanksi informal lebih kuat dari sanksi legal.
Secara tidak langsung, kode etik dapat berfungsi sebagaimana layaknya hukum, karena mendefinisikan tindakan-tindakan yang terlarang sehingga membangkitkan kesadaran kepada lingkungannya akan hal tersebut, serta sanksi yang menyertainya.
Keberadaan kode etik khusus IT tidak berpengaruh terhadap penilaian seorang personil IT akan penyalahgunaan komputer. Personil IT dengan ‘denial of responsibility’ (RD) rendah cenderung memandang kejahatan komputer sebagai sesuatu yang salah daripada mereka dengan RD tinggi. Personil IT dengan RD tinggi akan cenderung setuju untuk melakukan kejahatan komputer. Kode etik akan meningkatkan ethicality penilaian penyalahgunaan komputer lebih baik pada orang dengan RD tinggi dibandingkan mereka dengan RD rendah. Kode etik akan meningkatkan ethicality niatan penyalahgunaan komputer lebih baik pada orang dengan RD tinggi dibandingkan mereka dengan RD rendah.
Etika Pribadi
Adalah penting untuk mengetahui hukum dan kode etik yang berlaku pada sebuah kelompok khusus, seperti perusahaan, sekolah atau hukum negara.Bagaimanapun, kelompok eksternal tidak selalu menentukan standar perilaku. Saat anda menghadapi berbagai keputusan, anda akan menemukan bahwa beberapa pilihan mudah untuk dibuat, sedangkan yang lain suli, misalnya dilemma moral atas apa yang dilakukan jika anda menemukan seorang teman melakukan sesuatu yang tidak sah. Untuk menghadapi dilema moral.Anda harus mengembangkan etika pribadi.Adalah lebih mudah jika anda memilih prinsip etika, yang merupakan ketentuan dasar yang dapat diterapkan untuk situasi-situasi khusus.
Berikut ini prinsip yang membantu anda menentukan apakah suatu tindakan etis atau tidak etis :
  • Jika semua orang bertindak dengan cara yang sama, masyarakat secara keseluruhan akan diuntungkan. Prinsip ini bermanfaat ketika memutuskan hal-hal yang berhubungkan dengan pembajakan perangkat lunak. Jika semua orang menggunakan musik, video, atau perangkat lunak tanpa membayar royalti, karya kreatif yang baru akan jauh sedikit.
  • Jangan memperlakukan orang sebagai alat untuk mencapai tujuan. Prinsip ini bermanfaat untuk memilih perilaku anda di ruang chatting atau jenis interaksi lainnya. Tindakan kejam atau menganiaya orang lain untuk membuat diri anda merasa lebih penting merupakan tindakan yang tidak etis menurut prinsip ini.
  • Pengamat yang tidak berat sebelah. Akan menilai bahwa anda telah bersikap adil kepada semua pihak yang terkait. Penerapan prinsip ini akan membantu anda mempertimbangkan sebuah keputusan dari beberapa sudut pandang dan mempertimbangkan efeknya pada semua pihak.
Jika anda profesional komputer, anda dapat bertanya kepada diri sendiri untuk pertanyaan-pertanyaan ini:
  • Apakah anda menyediakan tingkatan keterampilan dan pengetahuan tinggi yang diharapkan dari seseorang di dalam profesi anda?
  • Apakah anda menghormati privasi pelanggan? Apakah pelanggan akan marah jika mengetahui anda mengatakan sesuatu tentang mereka atau perusahaan mereka?
  • Apakah anda mengambil langkah-langkah yang msuk akal untuk melindungi rahasia pelanggan dan integrasi dari sistem komputer pelanggan?
Etika komputer adalah sebuah frase yang sering digunakan namun sulit untuk didefinisikan.Untuk menanamkan kebiasaan komputer yang sesuai, etika harus dijadikan kebijakan organisasi etis.Sejumlah organisasi mengalamatkan isu mengenai etika komputer dan telah menghasilkan guideline etika komputer, kode etik. Berbeda dengan ilmu komputer,yang hanya eksis pada abad ini, ilmu dan disiplin lainnya telah memiliki waktu yang lebih panjang untuk mengembangkan standard dan prinsip etis yang menginformasikan perkembangan baru.
Persoalan etis khusus komputer muncul dari karakteristik unik komputer dan peran yang mereka mainkan. Komputer sekarang adalah media penyimpanan modern, aset yang dapat dinegoisasikan ,sebagai tambahan bentuk baru aset dalam diri mereka sendiri. Komputer juga melayani sebagai instrument kegiatan ,sehingga tingkatan dimana provider layanan komputer dan user harus bertanggung jawab bagi integritas output komputer menjadi sebuah persoalan. Lebih jauh lagi kemajuan teknologi seperti Artificial intelligence, mengancam untuk menggantikan manusia dalam kinerja beberapa tugas, mengambil proporsi menakut-nakuti. Kebutuhan terhadap profesionalisme dalam wilayah penyedia layanan (service provider) dalam industri komputer ,sebagaimana bagian sistem personal yang mendukung dan memelihara komputer teknologi, benar-benar diakui.
Kode etik adalah konsekuensi alamiah realisasi komitmen Mewarisi keamanan penggunaan teknologi komputer baik sektor publik dan swasta.Ada kebutuhan paralel bagi profesionalisme pada bagian pengguna sistem komputer, dalam terminologi tanggung jawab mereka untuk beroperasi secara legal dengan respek penuh dalam urutan yang benar. User harus dibuat sadar terhadap resiko operasi ketika sistem sedang digunakan atau diinstal ;mereka memiliki tanggung jawab untuk mengidentifikasi dan mengejar penyelewengan dalam hal keamanan. Ini akan memberikan sikap etis dalam komunitas pengguna.
Pendidikan dapat memainkan peran yang sangat penting dalam pengembangan standar etika dalam hal layanan komputer dan komunitas user.Pembukaan komputer terjadi pada masa awal dibanyak negara paling sering di level sekolah dasar.Ini menghadirkan kesempatan yang bernilai untuk mengenalkan standar etika yang dapat.Silahkan menggandakan bahan ajar ini, selama tetap mencantumkan nota hak cipta ini”.Diperluas sebagai mana anak-anak maju melalui sekolah dan memasuki tekanan kerja.Universitas dan lembaga belajar yang lebih tinggi harus memasukkan etika komputer ke dalam kurikulum sejak persoalan etika muncul dan memiliki konsekuensi diseluruh area lingkungan komputer.Pada tahun 1992, pengakuan bahwa dengan peningkatan masyarakat kebergantungan terhadap standar teknologi komputer menjamin ketersediaan dan Operasi yang dimaksudkan sistem yang dibutuhkan, OECD menggunakan garis pedoman bagi keamanan sistem informasi. Seiring peningkatan ketergantungan hasil terhadap peningkatan sifat mudah kena serang, standar untuk melindungi keamanan sistem informasi sama pentingnya. Prinsip-prinsip yang OECD promosikan memiliki aplikasi yang lebih luas bahwa keamanan sistem informasi; benar-benar relevan terhadap teknologi komputer secara umum. Yang paling penting diantara prinsip-prinsip ini adalah penyataan bahwa etika yang mengakui kebenaran dan legitimasi kepentingan yang lain dalam menggunakan dan pengembangan teknologi baru promosi etika komputer positif membutuhkan inisiatif dari semua sektor sosial pada level lokal, nasional dan internasional. Keuntungan pokok, bagaimanapun, akan dirasakan komunitas global.
Sepuluh Perintah Etika Komputer
Pada tahun 1992, koalisi etika komputer yang tergabung dalam lembaga etika komputer (CEI) memfokuskan pada kemajuan teknologi informasi, etik dan perusahaan serta kebijakan publik.CEI mengalamatkannya pada kebijakan organisasi, publik, indutrial, dan akademis. Lembaga ini memperhatikan perlunya isu mengenai etika berkaitan degan kemajuan teknologi informasi dalam masyarakat dan telah menciptakan sepuluh perintah etika komputer:
1. Tidak menggunakan komputer untuk merugikan orang lain
2. Tidak mengganggu pekerjaan komputer orang lain
3. Tidak memata-matai file komputer orang lain
4. Tidak menggunakan komputer untuk mencuri
5. Tidak menggunakan komputer untuk bersaksi palsu
6. Tidak menyalin atau menggunakan kepemilikian perangkat lunak dimana andan belum membayarnya
7. Tidak menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisasi atau  kompensasi yang sesuai
8. Tidak mengambil untuk diri sendiri karya intelektual orang lain
9. Harus memikirkan tentang konsekuensi sosial program yang anda tulis bagi sistem yang anda desain
10.Harus menggunakan komputer yang menjamin pertimbangan dan bagi sesama manusia.

Sesi Pertanyaan
Sesi 1
1.    contoh-contoh dari ancaman aktif dan pasif ? (fuadi)
contoh
ancaman aktif:
melakukakn penipan system informasi meliputi(manipulasi masukan,gangguan program,gangguan file secara langsung,pencurian data,sabotase seperti (Logic bomb,Trojan horse,virus,worm),penggelapan atau pencurian sumber daya informasi)
ancaman pasif:
sistem bermasalah, seperti karena bencana alam. Sistem bermasalah juga karena kegagalan-kegagalan peralatan dan komponen.
2.    apa yang mempengaruhi orang untuk melakukan pelangaran hukum terhadap property intelektual (hak kekayaan intelektual)? (wildan)
(1) pelanggaran HKI dilakukan untuk mengambil jalan pintas guna mendapatkan keun-tungan yang sebesar-besarnya dari pelanggaran tersebut;
(2) para pelanggar menganggap bahwa sanksi hukum yang dijatuhkan oleh pengadilan selama ini terlalu ringan bahkan tidak ada tindakan preventif maupun represif yang dilakukan oleh para penegak hukum;
(3) ada sebagian warga masyarakat sebagai pencipta yang bangga apabila hasil karyanya ditiru oleh orang lain, namun hal ini sudah mulai hilang berkat adanya peningkatan kesadaran hukum terhadap HKI;
(4) dengan melakukan pelanggaran, pajak atas produk hasil pelanggaran tersebut tidak perlu dibayar kepada pemerintah; dan (5) masyarakat tidak memperhatikan apakah barang yang dibeli tersebut asli atau palsu (aspal), yang penting bagi mereka harganya murah dan terjangkau dengan kemampuan ekonomi.
Sesi 2

3.    etika yang bagaimana yang baik dalam menggunakan computer? (Syarif)
a)       Tidak menggunakan komputer untuk merugikan orang lain
b)      Tidak mengganggu pekerjaan komputer orang lain
c)      Tidak memata-matai file komputer orang lain
d)     Tidak menggunakan komputer untuk mencuri
e)      Tidak menggunakan komputer untuk bersaksi palsu
f)       Tidak menyalin atau menggunakan kepemilikian perangkat lunak dimana anda belum membayarnya
g)      Tidak menggunakan sumber daya komputer orang lain tanpa otorisasi atau kompensasi yang sesuai
h)      Tidak mengambil untuk diri sendiri karya intelektual orang lain
i)        Harus memikirkan tentang konsekuensi sosial program yang anda tulis bagi sistem yang anda desain
j)        Harus menggunakan komputer yang menjamin pertimbangan dan bagi sesama
k)      manusia.

4.    apa saja teknik yang digunakan untuk melakukan hacking keamanan sistem computer? (Fahmi)
a.                                 Denial of Service
Teknik ini dilaksanakan dengan cara membuat permintaan yang sangat banyak terhadap suatu situs sehingga system menjadi macet dan kemudian dengan mencari kelemahan pada system si pelaku melakukan serangan terhadap sistem.
b.                                 Sniffer
Teknik ini diimplementasikan dengan membuat program yang dapat melacak paket data seseorang ketika paket tersebut melintasi Internet, menangkap password atau menangkap isinya.
c.                                 Spoofing
Melakukan pemalsuan alamat e-mail atau Web dengan tujuanuntuk menjebak pemakai agar memasukkan informasi yang        penting seperti password atau nomor kartu kredit

5.    Bagaimana cara menjaaga keamanan pada system informasi? (M. Rahmat .J)
§   Kontrol administratif
§   Kontrol pengembangan dan pemeliharaan sistem
§   Kontrol operasi
§   Proteksi terhadap pusat data secara fisik
§   Kontrol perangkat keras
§   Kontrol terhadap akses komputer
§   Kontrol terhadap akses informasi
§   Kontrol terhadap perlindungan terakhir
§   Kontrol aplikasi






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas dapat ditarik kesimpulan ada 4 model evaluasi system informasi yaitu Technology Acceptance Model (TAM), End User Computing (EUC) Satisfaction, Task Technology Fit (TTF) Analysis, Human-Organization-Technology (HOT) Fit Model. Isu-isu system informasi diantaranya Memperbaiki efektivitas pengembangan perangkat lunak, Menggunakan sistem informasi untuk keuntungan yang kompetitif (misal dalam bidang manajemen organisasi), Membuat pemakaian sumber data lebih efektif. Keamanan dalam system informasi merupakan hal yang penting dengan tujuannya adalah untuk mencegah ancaman terhadap system serta untuk mendeteksi dan membetulkan akibat segala kerusakan sistem. Etika penggunaan computer meliputi Konsep hukum properti intelektual telah didasarkan pada pengenalan hak-hak dasar properti intelektual dan kebijakan yang mendorong penciptaan karya dengan mengakui hak tertentu pembuatnya.Dalam wilayah teknologi informasi, konsep ini penting sekali terutama bagi perlindungan program komputer dan topografi semi konduktor.









Daftar Pustaka
Chin W. W., Lee M. K. O. (2000) A Proposed Model and Measurement Instrument for The Formation of IS Satisfaction: The Case of End-User Computing Satisfaction available from: <http://disc-nt.cba.uh.edu> [Accessed 09 Agustus 2006].
Dishaw M. T., Strong D. M., Bandy D.B. (2002) Extending The Task- Technology Fit Model with Self-Efficacy Constructs Eighth Americas Conference on Information Systems available from:
<http://sigs-aisnet.org> [Accessed 09 Agustus 2006]
Furneaux, B. (2006a) Theories Used in IS Research: Technology Acceptance Model. Available from: <http://www.istheory.yorku.ca> [Accessed 09 Agustus 2006] .
Furneaux, B. (2006b) Theories Used in IS Research: Task Technology Fit. Available from: <http://www.istheory.yorku.ca> [Accessed 10 Agustus 2006] .
Landry B. J. L., Griffeth R., & Hartman S. (2006) Measuring Student Perceptions of Blackboard Using the Technology Acceptance Model. Decision Sciences Journal of Innovative Education Volume 4 Number 1 January 2006 Printed in the U.S.A. available from: <http://www.blackwell_sinergy.com> [Accessed 09 Agustus 2006]
Yusof M.M., Paul R. J., Stergioulas L. K. (2006) Towards a Framework for Health Information System Evaluation. Proceeding of the 39th Hawaii International Conference on System Sciences, UK
By : Eris L_Simkes05
 http://alfaazzam03.wordpress.com/2008/12/01/isu-sosial-dan-etika-dalam-sistem-informasi/

Materi Tambahan

Perancangan Sistem Informasi    Hal. 1 
PERANCANGAN SISTEM INFORMASI 

I. DEFINISI SISTEM 

LUDWIG VON BARTALANFY. 
Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu 
antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan. 

ANATOL RAPOROT. 
  Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu 
sama lain. 

L. ACKOF. 
 Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri 
dari bagian-bagian dalam keadaan  saling tergantung satu sama lainnya. 

ƒ Syarat -syarat sistem : 
  1. Sistem harus dibentuk untuk menyelesaikan tujuan. 
  2. Elemen sistem harus mempunyai rencana yang ditetapkan. 
  3. Adanya hubungan diantara elemen sistem. 
  4. Unsur dasar dari proses (arus informasi, energi dan material) lebih 
penting drpd elemen sistem. 
  5. Tujuan organisasi lebih penting dari pada tujuan elemen. 

ƒ Secara garis besar,  sistem dapat dibagi 2 : 
  
  a. SISTEM FISIK ( PHYSICAL SYSTEM ): 
Kumpulan elemen-elemen/ unsur-unsur yang saling berinteraksi satu sama 
lain secara fisik serta dapat diidentifikasikan secara nyata tujuan-tujuannya. 
Contoh  :   
- Sistem transportasi, elemen : petugas, mesin, organisasi yang 
menjalankan transportasi . 
- Sistem Komputer, elemen : peralatan yang berfungsi bersama-sama untuk 
menjalankan  pengolahan data. 

  b. SISTEM ABSTRAK ( ABSTRACT SYSTEM): 
Sistem yang dibentuk akibat terselenggaranya ketergantungan ide, dan 
tidak dapat diidentifikasikan secara nyata, tetapi dapat diuraikan elemen-elemennya. 
Contoh : Sistem Teologi, hubungan antara manusia dengan Tuhan. 


Perancangan Sistem Informasi    Hal. 2 
II. MODEL UMUM SISTEM. 

Model sistem sederhana. 

   input proses output


Contoh :   
- Program perhitungan basic kita masukkan, setelah dijalankan kita dapatkan 
hasilnya. 
- Data mahasiswa (nama, nilai) diproses menjadi daftar nilai semester (berupa 
laporan). 

Sistem dengan banyak input dan output. 
Input1                                                                 Output 1 
Input2                          PROSES                            Output 2 
….                                                                        ……..  
Input n                                                                Output n 

Contoh : Matriks → masukannya banyak, keluarannyapun banyak. 

• KARAKTERISTIK SISTEM, 
 a. Organisasi. 
 b. Interaksi. 
 c. Interdependensi. 
 d. Integrasi. 
  e. Tujuan pokok. 

a. Organisasi 
Mencakup struktur dan fungsi organisasi. 
Contoh :  - struktur 

DIRUT
MRKT PROD ADM SUB SISTEM
BAG.SUBSISTEM


Perancangan Sistem Informasi    Hal. 3 
- Fungsi 
Organisasi tidak akan berjalan tanpa adanya fungsi dari setiap bagian maupun 
sub bagian. 

Contoh : 
- Fungsi direktur utama. 
bertanggung jawab penuh terhadap mati atau hidupnya perusahaan yang 
dipimpinnya. 

- Fungsi departemen marketing. 
bertanggung jawab penuh atas kelancaran pembuatan produk dengan jalan 
mencari langganan pembeli. 

- Fungsi departemen keuangan dan administrasi. 
bertanggung jawab  atas kelancaran pengeluaran keuangan perusahaan. 

b. Interaksi. 
Saling keterhubungan antara bagian yang satu dengan lainnya. 
Contoh :  
SA dengan bagian  P dengan bagian DE dan sebaliknya. 
SA : Sistem Analis, P :Programmer,     DE : Data entry. 

c. Interdependensi. 
Bagian yang satu mempunyai ketergantungan dengan bagian yang lainnya. 
Contoh :  
Bagian marketing saling bergantung dengan bagian produksi dan bagian 
keuangan dan   administrasi dalam hal penagihan pada customer. 

d. Integritas. 
Suatu keterpaduan antara subsistem-subsistem untuk mencapai tujuan. 
Contoh :    
Bagian marketing mendapat pesanan 100 buah mobil tapi hanya mampu 
menyediakan 50 unit. Untuk menangani masalah ini diadakan kerjasama dengan 
perusahaan lain yang bergerak dalam bidang yang sama. 

e. Main objection ( tujuan utama ). 
Pemusatan tujuan yang sama dari masing-masing subsistem. 
Contoh : suatu perusahaan memerlukan pemusatan tujuan. 



Perancangan Sistem Informasi    Hal. 4 
• KLASIFIKASI  SISTEM. 

A. DETERMINISTIK SISTEM. 
Sistem dimana operasi-operasi (input/output) yang terjadi didalamnya dapat 
ditentukan/ diketahui dengan pasti. 
  Contoh :    
  - Program komputer, melaksanakan secara tepat sesuai dengan rangkaian 
instruksinya. 
  - Sistem penggajian. 

B. PROBABILISTIK SISTEM. 
Sistem yang input dan prosesnya dapat  didefinisikan, tetapi output yang 
dihasilkan tidak dapat ditentukan  dengan pasti; (Selalu ada sedikit 
kesalahan/penyimpangan terhadap ramalan jalannya sistem). 
  Contoh :      
  - Sistem penilaian ujian 
  - Sistem pemasaran. 
    
C. OPEN SISTEM. 
Sistem yang mengalami pertukaran energi, materi atau informasi dengan 
lingkungannya. Sistem ini cenderung memiliki sifat adaptasi, dapat 
menyesuaikan diri dengan lingkungannya sehingga dapat meneruskan 
eksistensinya. 
Contoh :  
- Sistem keorganisasian memiliki  kemampuan adaptasi. (Bisnis dalam 
menghadapi persaingan   dari pasar yang berubah.  Perusahaan yang tidak 
dapat menyesuaikan diri akan tersingkir) 

D. CLOSED SISTEM. 
Sistem  fisik di mana proses yang terjadi  tidak mengalami pertukaran materi, 
energi atau informasi dengan lingkungan di luar sistem tersebut. 
Contoh : - reaksi kimia dalam tabung berisolasi dan tertutup. 

E. RELATIVELY CLOSED SISTEM. 
Sistem yang tertutup tetapi tidak  tertutup sama sekali untuk menerima 
pengaruh-pengaruh lain. 
Sistem ini dalam operasinya dapat menerima pengaruh dari luar yang sudah 
didefinisikan dalam batas-batas tertentu . 
Contoh :  
Sistem komputer. (Sistem ini hanya menerima masukan yang telah 
ditentukan sebelumnya, mengolahnya dan memberikan keluaran yang juga 
telah ditentukan sebelumnya. tidak terpengaruh oleh gejolak di luar sistem). 

Perancangan Sistem Informasi    Hal. 5 
F. ARTIFICIAL SISTEM. 
Sistem yang meniru kejadian dalam alam. Sistem ini dibentuk berdasarkan 
kejadian di alam di mana manusia tidak mampu melakukannya. Dengan kata 
lain tiruan yang ada di alam. 
  Contoh :  
- Sistem AI, yaitu program komputer yang mampu membuat komputer 
seolah-olah berpikir. 
- Sistem robotika. 
- Jaringan neutral network. 

G. NATURAL  SISTEM. 
  Sistem yang dibentuk dari kejadian dalam alam. 
  Contoh : - laut, pantai, atmosfer, tata surya dll. 

H. MANNED  SISTEM. 
Sistem penjelasan tingkah laku yang meliputi keikut sertaan manusia. Sistem 
ini dapat digambarkan  dalam cara-cara sebagai berikut : 

H.1. Sistem manusia-manusia. 
   Sistem yang menitik beratkan hubungan antar manusia. 
H.2. Sistem manusia-mesin. 
  Sistem yang mengikutsertakan mesin untuk suatu tujuan. 
H.3. Sistem mesin-mesin. 
Sistem yang otomatis di mana manusia mempunyai tugas untuk 
memulai dan mengakhiri sistem, sementara itu manusia dilibatkan juga 
untuk memonitor sistem. 
Mesin berinteraksi dengan mesin untuk melakukan beberapa aktifitas. 
Pengotomatisan ini menjadikan bertambah pentingnya konsep 
organisasi, dimana manusia dibebaskan dari tugas-tugas rutin atau 
tugas-tugas fisik yang berat. 

Perancang sistem lebih banyak menggunakan metode " Relatively  Closed  dan 
Deterministik Sistem  ", karena sistem ini dalam pengerjaannya lebih mudah 
meramalkan hasil yang akan diperoleh dan lebih mudah diatur dan diawasi. 
Contoh : 
Pada bidang sistem informasi, faktor komputer dan program komputer 
biasanya "  Relatively Closed dan Deterministik  ", tetapi faktor manusia 
sebagai pengelolanya  adalah " Open dan Probabilistik  Sistem ". 

• METODE SISTEM. 

A. BLACKBOX APPROACH. 
Suatu sistem dimana input dan outputnya dapat didefinisikan tetapi prosesnya 
tidak diketahui atau tidak terdefinisi. 
Perancangan Sistem Informasi    Hal. 6 
Metode ini hanya dapat  dimengerti  oleh pihak dalam ( yang menangani ) 
sedangkan pihak luar hanya mengetahui masukan dan  hasilnya. Sistem ini 
terdapat pada subsistem tingkat terendah. 
Contoh : - bagian pencetakan uang, proses pencernaan. 

masukan yang 
sudah terdefinisi 
pengolah yang tidak
terdefinisi
keluaran yang
sudah terdefinisi


B. ANALITYC SISTEM. 
Suatu metode yang mencoba untuk melihat hubungan seluruh masalah  untuk 
menyelidiki kesistematisan tujuan dari  sistem yang tidak efektif dan evaluasi 
pilihan dalam bentuk ketidak efektifan dan biaya.  

Dalam metode ini beberapa langkah diberikan seperti di bawah ini :  
a. menentukan identitas dari sistem. 
  - sistem apa yang diterapkan. 
 - batasannya. 
  - apa yang dilaksanakan sistem tersebut. 

b. menentukan tujuan dari sistem. 
  - output yang dihasilkan dari isi sistem. 
  - fungsi dan tujuan yang diminta untuk mencoba menanggulangi 
lingkungan. 

c.  - bagian-bagian apa saja yg terdapat dalam sistem dan apa tujuan dari 
masing-masing bagian tersebut. 
  - tujuan masing-masing bagian sistem harus jelas. 
  - cara apa yang digunakan subsistem untuk berhubungan dengan subsistem 
lain. 

d. bagaimana bagian-bagian yang ada  dalam sistem itu saling berhubungan 
menjadi satu kesatuan. 

II. ANALISIS SISTEM 

Analisis Sistem dapat didefinisikan  sebagai : 
Penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasikan dan 
mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, 
hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang 
diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikan. 

Perancangan Sistem Informasi    Hal. 7 
Tahap analisis merupakan tahap yang  kritis dan sangat penting, karena 
kesalahan di dalam tahap ini akan menyebabkan juga kesalahan di tahap 
selanjutnya. 

Langkah-langkah di Analisis Sistem : 
Langkah-langkah di dalam tahap analisis sistem hampir sama dengan langkah-langkah yang dilakukan dalam mendefinisikan proyek-proyek sistem yang akan 
dikembangkan di tahap perencanaan sistem. Perbedaannya pada analisis sistem 
ruang lingkup tugasnya lebih terinci.  
Didalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang 
harus dilakukan oleh Analis Sistem Yaitu sbb: 

1. Identify, Yaitu mengidentifikasikan masalah 
    - Mengindentifikasikan penyebab masalah  
    - Mengidentifikasikan titik keputusan 
    - Mengidentifikasikan personil-personil kunci 

2. Understand, Yaitu memahami kerja dari sistem yang ada 
    - Menentukan jenis penelitian 
    - Merencanakan jadual penelitian 
       - Mengatur jadual wawancara 
       - Mengatur jadual observasi 
       - Mengatur jadual pengambilan sampel 
    - Membuat penugasan penelitian 
    - Membuat agenda wawancara 
    - Mengumpulkan hasil penelitian 

3. Analyze, Yaitu Menganalis Sistem 
    - Menganalisis kelemahan Sistem 
    - Menganalisis kebutuhan Informasi pemakai / manajemen 
     
4. Report, Yaitu membuat laporan hasil analisis 
    Tujuan :  
- Pelaporan bahwa analisis telah selesai dilakukan 
 - Meluruskan kesalah-pengertian mengenai apa yang telah ditemukan dan 
dianalisis oleh analis   sistem tetapi tidak  sesuai menurut manajemen 
- Meminta pendapat-pendapat dan saran-saran dari pihak  manajemen 
- Meminta persetujuan kepada pihak manajemen untuk melakukan tindakan  
selanjutnya . 

III. PERANCANGAN SISTEM 

Setelah tahap analisis sistem selesai  dilakukan, maka analis sistem telah 
mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya 
Perancangan Sistem Informasi    Hal. 8 
sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem 
tersebut. Tahap ini disebut dengan perancangan sistem . 

Perancangan Sistem dapat dibagi dalam dua bagian yaitu : 
1. Perancangan sistem sec.umum/perancangan konseptual, perancangan 
logikal/perancangan sec.makro 
2.  Perancangan sistem terinci / perancangan sistem secara phisik. 

 Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut ini : 
1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem 
2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional 
3. Persiapan untuk rancang bangun implementasi 
4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk 
5. Yang dapat berupa penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau 
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesalahan yang 
utuh dan berfungsi 
6.Termasuk menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen 
perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem 

Tahap perancangan sistem mempunyai 2 tujuan utama yaitu : 
1.  Untuk memenuhi kebutuhan kepada pemakai sistem 
2. Untuk memberikan gambaran yang  jelas dan rancang bangun yang lengkap 
kepada  pemrogram   komputer dan ahli-ahli teknik lainnya yang terlibat. 

Perancangan sistem secara umum 
  Tujuan dari desain sistem secara umum adalah untuk memberikan 
gambaran secara umum kepada user tentang sistem yang baru. Desain sistem 
secara umum merupakan persiapan dari desain secara terinci. Desain secara 
umum mengidentifikasikan komponen-komponen sistim informasi yang akan 
didesain secara rinci. Desain terinci dimaksudkan untuk pemrogram komputer 
dan ahli teknik lainnya yang akan mengimplementasi sistem. Tahap desain 
sistem secara umum dilakukan setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan 
dan hasil analisis disetujui oleh manajemen. 
  Pada tahap desain secara umum,  komponen-komponen sistem informasi 
dirancang dengan tujuan untuk dikomunikasi kepada user bukan untuk 
pemrogram. Komponen sistem informasi  yang didesain adalah model, output, 
input, database, teknologi dan kontrol. 


Tahapan Analisis dan Perancangan Sistem Informasi
A. Pendahuluan 
Perkembangan IPTEK cukup pesat & kelihatannya tak terlihat mana ujung & pangkalnya, di 
mana & kapan berakhirnya. Demikian halnya metoda yang digunakan untuk melakukan Analisis 
dan Perancangan Sistem Informasi (APSI), sudah berkembang.  
Pemodelan  APSI,  tidak  cukup  hanya  dengan  DFD  atau  Flowmap  saja.  DFD  hanya 
menggambarkan  sebagian  program  yang  ada  dalam  komputer.  Sedangkan  Flowmap 
menggambarkan aliran dokumen, yang biasanya digunakan dalam Sistem Informasi Akuntansi 
(Keuangan). 

Persoalannya adalah:
1.  Bagaimana memodelkan Sistem Informasi jika dalam suatu organisasi belum ada aliran 
dokumennya ? 
2.  Bagaimana memodelkan Sistem Informasi jika dalam suatu organisasi belum ada 
komputernya ? 
3.  Dari manakah sebaiknya memulai tahapan APSI ? 

B. Lapisan supra sistem‐sistem‐sub sistem: 

Untuk menjawab hal itu, perlu dibedakan, antara : 
1.  Sistem informasi dengan sistem organisasi. 
2.  Sistem informasi dengan sistem pengolahan data. 
3.  Sistem informasi dengan sistem perangkat lunak. 
Penjelasan:
•  Sistem organisasi merupakan tempat beradanya beberapa sistem informasi. Sistem 
organisasi merupakan supra sistem dari sistem informasi. 
•  Sistem pengolahan data merupakan elemen dari sistem informasi. Sistem pengolahan 
data merupakan salah satu sub sistem dari sistem informasi. 
•  Sistem perangkat lunak merupakan elemen dari sistem informasi. Sistem perangkat 
lunak merupakan salah satu sub sistem dari sistem informasi. 

C. Apa saja elemen dari sistem informasi ?
1.  User yang menggunakan dan berinteraksi langsung dengan elemen sistem informasi. 
2.  Sistem Perangkat Keras (Hardware). 
3.  Sistem Jaringan Komputer (Network). 
4.  Sistem Perangkat Lunak (untuk Client maupun server). 
5.  Sistem Basis Data. 
6.  Interaksi antara Manusia dengan Komputer (Interaksi User dengan Komputer). 
7.  Prosedur Operasi. 
8.  Prosedur Pemeliharaan. 
9.  Pengolahan Data non Komputer 
Page 1 of 10 
D. Apa saja garis besar tahapan APSI ? 

1. Analisis Sistem organisasi. Tujuannya antara lain untuk : 
•  Mengidentifikasi Core business dari organisasi. 
•  Mengidentifikasi Aktivitas yang mengelola Core business. 
•  Mengidentifikasi Resources Utama dari Core business tersebut. 
•  Mengidentifikasi konteks dari Sistem informasi yang mendukung pengelolaan Aktivitas, 
Resources Utama maupun Core Business. 
•  Mengidentifikasi kebutuhan informasi bagi perancangan Sistem informasi. 
2. Analisis dan Perancangan Sistem Informasi. Tujuannya antara lain untuk : 
•  Membangun arsitektur sistem informasi. 
•  Mengidentifikasi konteks Sistem Perangkat Lunak dan Sistem Basis Data (jika analisis 
dilakukan oleh ahli informatika). 
•  Mengidentifikasi konteks dan spesifikasi elemen lainnya (Sistem Perangkat Keras, Sistem 
Jaringan Komputer, dll). 
•  Mengidentifikasi functionalities dari calon aplikasi Perangkat Lunak. 
•  Mengidentifikasi entitas data yang relevan dari calon sistem basis data. 
3. Analisis dan Perancangan Sistem Perangkat Lunak
•  Ikuti tahapan Software Engineering (RPL). Contoh Waterfall, Prototyping, Incremental 
Iterative, Spiral, OOA/OOD/OOT, dll. 
•  Tujuannya adalah untuk membangun software (sistem perangkat lunak). 
4. Analisis dan Perancangan Sistem Basis Data
•  Ikuti tahapan Perancangan Basis Data (Pemodelan Konseptual, Logika, dan Fisik dari 
Basis Data). 
•  Tujuannya adalah untuk membangun Sistem Basis Data yang terpusat ataupun yang 
tersebar. 
Page 2 of 10 
HIPO 
HIPO (Hierarchy plus Input‐Proses‐Output) merupakan metodologi yang dikembangkan dan 
didukung  oleh  IBM.  HIPO  sebenarnya  adalah  alat  dokumentasi  program.  Namun  sampai 
sekarang HIPO juga masih banyak dipakai sebagai alat desain dan teknik dokumentasi dalam 
siklus pengembangan sistem. HIPO berbasis pada fungsi, yaitu tiap‐tiap modul di dalam sistem 
digambarkan oleh fungsi utamanya. 
Sasaran HIPO
HIPO mempunyai sasaran utama sebagai berikut : 
1.  Untuk menyediakan suatu struktur guna memahami fungsi‐fungsi dari sistem. 
2.  Untuk lebih menekankan fungsi‐fungsi yang harus diselesaikan oleh program, bukannya 
menunjukkan statemen‐statemen program yang digunakan untuk melaksanakan fungsi 
tersebut. 
3.  Untuk menyediakan penjelasan yang jelas dari input yang harus digunakan dan output 
yang harus dihasilkan oleh masing‐masing fungsi pada tiap‐tiap tingkatan dari diagram‐
diagram HIPO 
4.  Untuk  menyediakan  output  yang  tepat  dan  sesuai  dengan  kebutuhan‐kebutuhan 
pemakai. 

Diagram HIPO 
HIPO memiliki 3 (tiga) macam diagram untuk masing‐masing tingkatannya sebagai berikut : 
1. Visual Table of Contents (VTOC) 
Diagram  ini  menggambarkan  hubungan  dari  fungsi‐fungsi  di  sistem  secara  berjenjang. 
Bentuknya mirip seperti topology Tree (pohon) dalam model topology. 
2. Overview Diagram 
Overview diagram menunjukkan secara garis besar hubungan dari input, proses dan output. 
Bagian input menunjukkan item‐item data yang akan digunakan oleh bagian proses. Bagian 
proses berisi sejumlah langkah‐langkah yang menggambarkan kerja dari fungsi. Bagian output 
berisi dengan item‐item data yang dihasilkan atau dimodifikasi oleh langkah‐langkah proses. 
3. Detail Diagram 
Detail diagram merupakan diagram tingkatan yang paling rendah di diagram HIPO. Diagram ini 
berisi dengan elemen‐elemen dasar dari paket yang menggambarkan secara rinci kerja dari 
fungsi. 
Page 3 of 10 
KAMUS DATA 
Kamus Data (KD) atau Data Dictionary (DD) atau disebut juga dengan System Data Dictionary 
adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan‐kebutuhan informasi dari suatu sistem 
informasi. Dengan menggunakan KD analis sistem dapat mendefinisikan data yang mengalir di 
sistem dengan lengkap. KD dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap 
analisis maupun pada tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis, KD dapat digunakan 
sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang 
mengalir di sistem, yaitu tentang tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi 
yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. 
Pada tahap analisis sistem, KD digunakan untuk merancang input, merancang laporan‐laporan 
dan database. KD dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD. Arus data di DAD sifatnya 
adalah global, hanya ditunjukkan nama arus datanya saja. 
Isi Kamus Data
1. Nama Arus Data 
KD dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di DAD, maka nama arus data juga harus dicatat 
di KD, sehingga jika membaca DAD dan memerlukan penjelasan lebih lanjut tentang suatu arus 
data tertentu di DAD dapat langsung mencarinya di KD dengan mudah. 

2. Alias 
Alias atau nama lain dari data dapat dituliskan bila nama lainnya memang ada. Alias perlu ditulis 
karena data yang sama mempunyai nama yang berbeda untuk orang atau departemen  satu 
dengan lainnya. 
3. Bentuk Data 
Bentuk dari data yang mengalir dapat berupa : 
•  Dokumen dasar atau formulir (dari kesatuan luar ke suatu proses) 
•  Dokumen hasil cetakan komputer (hasil suatu proses ke kesatuan luar) 
•  Laporan tercetak (hasil suatu proses ke kesatuan luar) 
•  Tampilan di layar monitor (hasil suatu proses ke kesatuan luar) 
•  Variabel (hasil proses ke proses lain, hasil suatu proses yang direkam ke simpanan lain) 
•  Parameter (hasil proses ke proses lain) 
•  Field (dari simpanan data dibaca oleh suatu proses) 
4. Arus Data 
Arus data menunjukkan dari mana data mengalir dan kemana data akan menuju. Keterangan ini 
perlu dicatat di KD supaya memudahkan mencari arus data dalam DAD. 

5. Penjelasan 
Penjelasan diperlukan untuk lebih memperjelas tentang makna dari suatu arus data yang dicatat 
di KD, penjelasan diisi dengan keterangan‐keterangan tentang arus data. 

Page 4 of 10 
6. Periode 
Periode menunjukkan kapan terjadinya arus data. Periode perlu dicatat di KD karena dapat 
digunakan untuk mengidentifikasi kapan input data harus dimasukkan ke sistem, kapan proses 
dari program harus dilakukan dan kapan laporan‐laporan harus dihasilkan. 

7. Volume 
Volume yang perlu dicatat di KD adalah tentang volume rata‐rata dan volume puncak dari arus 
data.  Volume  rata‐rata  menunjukkan  banyaknya  data  yang  mengalir  dalam  satu  periode 
tertentu dan volume puncak menunjukkan volume yang terbanyak. 

8. Struktur Data 
Struktur data menunjukkan arus data yang dicatat di KD terdiri dari item‐item data apa saja. 

Page 5 of 10 
Contoh Kasus : 
Asumsi Dasar
Pelayanan informasi kepada konsumen yang dilakukan secara manual mempunyai konsekwensi, 
yaitu pelayanan yang menjadi lebih lambat, kurang teliti serta tidak efektif, yang pada akhirya 
mengakibatkan laporan sebagai bahan pengambilan keputusan manajemen ikut menjadi lambat, 
kurang teliti dan tidak efisien.. Hal tersebut dapat dapat diatasi dengan membuat suatu sistem 
informasi  menggunakan komputer yang dapat mengelola data‐data menjadi informasi yang 
diperlukan baik oleh konsumen maupun manajemen secara cepat, akurat dan efisien. Sehingga 
dapat meningkatkan pelayanan, kinerja perusahaan dan pengambilan keputusan yang lebih baik 
Pada sistem informasi pengolhan penjualan barang elektronika ini dibatasi pada : 
1.  Pengolahan data terdiri dari: stok barang dan data konsumen, 
2.  Pengolahan transaksi penjualan berupa: Entri transaksi penjualan dan   Pembutan Nota 
Penjualan 
3.  Pembuatan laporan‐laporan, yang meliputi:  Laporan stok barang dan  Laporan 
penjualan 
Diagram Arus Data (DAD)
Top Level (context diagram)
Dari hasil identifikasi entitas, input dan output dapat dibuat top level sebagai berikut: 

Diagram berjenjang dari setiap proses DAD
Pembuatan diagram berjenjang dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembuatan level‐level 
berikutnya. 
Page 6 of 10 

Level 1 (Overview  Diagram)
Dari diagram berjenjang dapat diketahui bahwa pada level 1 terdiri dari 3 proses yaitu 
pengolahan data, pengolahan transaksi penjualan dan pembuatan laporan 

DAD level 2
Pengolahan Data (Proses 1)
Pada proses pengolahan data, terdiri 2 sub proses, yaitu:    pengolahan data stok barang, dan 
pengolahan data konsumen. Hasil pengolahan data  data‐data tersebut disimpan pada tabel 
StokBarang dan Konsumen. 
Page 7 of 10 


Pengolahan Transaksi
Pada proses pengolahan transaksi terdiri 2 sub proses, yaitu entri data  transaksi dan 
pembuatan nota. Pada entri data  transaksi, data‐data disimpan pada tabel Nota dan tabel 
Transaksi. Sedangkan pada proses pembuatan nota diperlukan data Penjualan, StokBarang dan 
data Konsumen untuk proses cetaknya. 

Pembuatan Laporan 

Pada proses pembuatan laporan terdiri 2 sub proses, yaitu 
•  Pembuatan laporan stok barang, data diambil dari tabel StokBarang 
•  Pembuatan laporan penjualan, data diambil dari tabel StokBarang, Nota dan Transaksi. 
Page 8 of 10 


Desain Tabel
Pada desain model baik pada flowchart sistem maupun DAD dapat diketahui bahwa ada 4 tabel 
database yang dibutuhkan, yaitu: tabel StokBarang, tabel Konsumen, tabel Nota,  dan tabel 
Transaksi. Pada sistem ini keseluruhan tabel tersebut  terintegrasi ke dalam satu file database 
yaitu Data.Mdb. Format *.mdb ini merupakan format database internal (format bawaan) dari 
Visual Basic ataupun MS‐Acces. Desain database disajikan dalam bentuk kamus data dan 
diagram relasi antar tabel. 
Tabel StokBarang 
•  Deskripsi         :  Tabel ini merupakan tabel induk yang berisi Kode Barang, Nama Barang, 
Harga Jual, Harga Beli, dan Stok. 
•  Field Kunci      :  KodeBarang (kunci utama) 
•  Struktur Tabel    : 
Field  Nama Field  Tipe Lebar Index
1.  KodeBarang  Text  10  Ascending 
2.  NamaBarang  Text  50   
3.  HargaBeli  Currency  N/A   
4.  HargaJual  Currency  N/A   
5.  Stok  Integer  N/A   
Tabel Konsumen 
•  Deskripsi           :     Tabel ini data‐data konsumen, berupa : Kode Konsumen, Nama 
Konsumen, Alamat, dan Telepon. 
•  Field Kunci        :     KodeKonsumen (kunci utama) 
•  Struktur Tabel    : 
Page 9 of 10 
Field  Nama Field  Tipe Lebar Index
1.  KodeKonsumen  Text  5  Ascending 
2.  NamaKonsumen  Text  30   
3.  Alamat  Text  40   
4.  Telepon  Text  20   
Tabel Nota 
•  Deskripsi              :  Tabel ini merekam berbagai nota penjualan, meliputi Nomor Nota, 
Kode Konsumen, Tanggal, dan Total Bayar. 
•  Field Kunci           :       ‐           NoNota (Kunci utama) 
‐    KodeKonsumen (Kunci tamu) 
Tabel 3.4.  Struktul tabel Nota 
Field  Nama Field  Tipe Lebar Index
1.  NoNota  Text  10  Ascending 
2.  KodeKonsumen  Text  5  Ascending 
3.  Tanggal  Date  N/A   
4.  TotalBayar  Currency  N/A   
Tabel Transaksi 
•  Deskripsi              :  Tabel ini merekam berbagai transaksi dari setiap nota penjualan, field‐
fieldnya meliputi NoNota, Kode Barang, Harga, dan Qty 
•  Field Kunci           :    NoNota (Kunci tamu),   KodeBarang (Kunci tamu) 
•  Struktur Tabel      : 
Field  Nama Field  Tipe Lebar Index
1.  NoNota  Text  10  Ascending 
2.  KodeBarang  Text  10  Ascending 
3.  Harga  Currency  N/A   
4.  Qty  Long  N/A   



Sistem Informasi
(Rekayasa dan Pengembangan Sistem Informasi

Materi Kuliah :
Rekayasa Sistem Informasi
  1. Mengetahui Tahapan Rekayasa dan Pengembangan SI
  2. System Development Life Cyle
Buku Utama:
Information System, foundation of e-business, Steven Alter, Prentice Hall, 2002. Buku Tambahan:
  1. Modern Systems Analysis and Design, Third Edition Jeffrey A. Hoffer et.all., Prentice Hall Inc., 2002.
  2. Essential of System Analysis & Design, Valacich Joseph S., Prentice Hall Inc., 2001.
  3. Systems Analysis and Design, Gary B Shely, Thomas J Cashman, Judy Adamski, Joseph J Adamski, Second edition, Boyd & Fraser Publishing Co., 1995
  4. Modern System Analysis, Edward Yourdon, Prentice Hall Inc., 1989.
Pengembangan Sistem Informasi
Pengertian
Kumpulan kegiatan para analis sistem , perancang, dan pemakai yang
mengembangkan dan mengimplementasikan sistem informasi.
41- Tahapan kegiatan yang dilakukan selama pembangunan sistem
informasi.
Proses merencanakan, mengembangkan dan mengimplementasikan
sistem informasi dengan menggunakan metode, teknik, dan alat bantu
pengembangan tertentu.
Pengembangan SI :
Cakupan Aktivitas
Pembangunan perangkat lunak aplikasi
Pembangunan basis data
Penentuanm konfigurasi, pengadaan, pemasangan, dan instalasi
perangkat keras
Pembuatan prosedur, aturan, dan petunjuk pemakaian sistem
Penentuan, pengadaan, dan pelatihan personal pelaksana
Pengembangan SI :
Bentuk
  • Transformasi sistem lama yang masih manual ke sistem baru yang
berbasiskan komputer
  • Migrasi sistem lama ke lingkungan yang baru dengan platform berbeda.
  • Melengkapi dan memperbaiki kekurangan sistem lama (upgrade).
·          System Reengineering.
Strategi
  • Membangun perangkat lunak aplikasi
  • Mengembangkan secara iteratif
  • Mengintegrasikan sistem (sub sistem)
  • Menggunakan paket perangkat lunak
System Engineering vs Software Engineering ?
AL) System engineering is concerned with all aspects of
computer-based systems development including
hardware, software and process engineering
Software engineering is part of this process
AL) System engineers are involved in system specification,
architectural design, integration and deployment
Bussiness Process Improvement
Definisi Istilah
  1. System. Suatu kontrol yang diterapkan pada proses untuk menjamin bahwa operasi dapat berjalan efektif dan efesien.
  2. Process. Beberapa aktifitas atau grup aktifitas yang menangani input, menambahka nilai pada input tersebut, dan menyediakn output untuk pelanggan internal dan eksternal . Proses digunakan oleh organisasi untuk memperoleh hasil yang definitif.
  3. Production Process. Proses yang bersentuhan secara fisik baik hardware dan software yang akan disampaikan untuk pelanggan eksternal, terhadap produk yang diinginkan yang sudah terpaket. (Pabrik Komputer, Produk Makanan dengan produksi masal untuk konsumsi).
  4. Business Process. Semua proses-proses layanan dan proses-proses yang mendukung proses-proses produksi. (proses produksi, rekayasa perubahan proses, proses penggajian, rancangan proses manufaktur).
  5. Organization. Grup, perusahaan, korporat, divisi, departemen, kantor penjualan, dll
6. Departement. Tempat penyampaian pelaporan para manager atau supervisor dan seluruh karyawan.
Disamping berpikir tentang proses bisnis, perlu juga membedakan antara proses
(bagaimana sumber daya dimanfaatkan) dan isi (sumber daya apa yang digunakan).
Tahapan BPI

1. Organizing for Improvement
Team
Bangun commitment (terutama level pimpinan -penting-) Internal        (tingkat accepbilitas tinggi)
Eksternal (aspek objektifitsa tinggi)
Scope of Process
Susun symptom
  • Keluhan-keluhan (internal dan eksternal)
  • Information on paper (report)
  • Plan v.s. actual
Daftar symptom untuk dapat dipilih dalam pola hierarki prioritas. Pemilihan skala prioritas dapat dilakukan dengan cara melihat mana symptom yang berpengaruh pada
  1. Customer
Note: aspek pelayan ke customer ada tiga hal utama yaitu;
i.Pra Proses
ii.Dalam proses itu sendiri
iii.Pasca Proses
  1. Business
  2. Changeover (tingkat resistensi)
  3. lklim kerja
Tahapan BPI

  1. Understanding the Process
i.Tentukan Bondary Processnya ii.Tentukan Deskripsi Processnya
3. Streemlining
Lakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan kriteria sebagai berikut : i. Efektifitas
ii.Efesiensi
Untuk point i dan ii cari trade off-nya, dengan cara :
  1. Turunkan tingkat birokrasi
  2. Non Value Added, hilangkan (*)
  3. Simplify (penyederhanaan/penggabungan proses/aktifitas)
  4. Reducing Time
Feed Back
• • •
i.  Akseptabilitas

5. Continous Improvement


.:: Analisis dan Penyusunan Portofolio ::.

Value Chain Analysis
Primary Activities
Value Chain Analysis (penjelasan aktifitas)
Primary activities
Inbound Logistics, pada bagian ini terkait dengan penerimaan, penyimpanan, dan pendistribusian input menjadi produk.
Operations, semua aktifitas yang terkait dengan memindahkan input menjadi bentuk akhir dari produk, seperti produksi, pembuatan, pempaketan, perawatan peralatan, fasilitas, operasi, jaminan kualitas, proteksi terhadap Iingkungan.
Outbound Logistics, aktifitas yang terkait dengan pengumpulan, penyimpanan,
distribusi secara fisik atau pelayanan terhadap pelanggan.
Marketing and Sales, aktifitas yang terkait dengan pembelian produk dan Iayanan oleh pengguna dan mendorong user untuk dapat membeli produk yang dibuat.
Service, aktifitas yang terkait dengan penyediaan Iayanan untuk meningkatkan atau merawat nilai dari suatu produk, seperti instalasi, perbaikan, pelatihan, suplai bahan, perawatan dan perbaikan bimbingan teknis.
Value Chain Analysis (penjelasan aktifitas)
Secondary activities
Firm infrastructure, merupakan aktifitas, biaya dan aset yang berhubungan dengan manajemen umum, accounting, dan keuangan, keamanan dan keselamatan sistem informasi, dan fungsi Iainnya.
Human Resources Management, terdiri dari aktifitas yang terlibat seperti
penerimaan, dengar pendapat, pelatihan, pengembangan, dan kompensasi untuk semua tipe personil, dan mengembangkan tingkat keahlian pekerja.
Research, Technology, and Systems Development, aktifitas yang terkait dengan
biaya yang berhubungan dengan produk R&DT, perbaikan proses, perancangan
peralatan, pengembangan perangkat lunak komputer, sistem telekomunikasi,
kapabilitas basis data baru, dan pengembangan dukungan sistem berbantuan  komputer.
Procurement, terkait dengan fungsi pembelian input yang digunakan dalam value chain organisasi.
Application Portfolio

Application Portfolio (penjelasan matriks)
Kuadran I             : Strategic
Berisi aplikasi-aplikasi yang secara kritis dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis pada masa yang akan datang dan mendukung peningkatan faktor competitive advanced, lebih banyak yang bersifat leading edge tetapi hal tersebut bukan sebagai indikator utama bahwa aplikasi tersebut termasuk technology.
Kuadran II           : Key Operational
Kuadran ini berisi aplikasi-aplikasi operasional yang ada saat ini, dan dibutuhkan untuk mendukung operasional organisasi dan lebih bersifat sangat penting agar roda bisnis organisasi dapat berjalan.
Kuadran Ill          : Support Aplications
Aplikasi yang ada pada kuadran ini adalah aplikasi yang diinisiasi dapat mendukung dan meningkatkan effesiensi bisnis dan effektifitas manajemen operasional.
Kuadran IV          : High Potential
Kuadran ini berisi aplikasi-aplikasi yang bersifat inovatif yang mungkin dapat
memperbesar peluang peningkatan keuntungan dimasa yang akan datang, namun belum / tidak dibuktikan.






No comments:

Post a Comment